Tanggapi Jokowi yang Disamakan dengan Petruk, Rocky Gerung: Sindiran Pentingnya Kepemimpinan dan Etika

- 11 Maret 2021, 14:42 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Joko Widodo (Jokowi). /Instagram/@jokowi/

GALAMEDIA - Rocky Gerung menanggapi kunjungan yang dilakukan Presiden Joko Widodo ke Padepokan Tari Bagong Kussudiardja di Yogyakarta, Rabu, 10 Maret 2021.

Terdapat sekitar 500 orang seniman dan budayawan di Yogyakarta yang melakukan vaksinasi.

Selain vaksinasi, yang menjadi sorotan netizen juga terdapat pada tarian penyambutan presiden Jokowi, yakni bernama Petruk Divaksin.

Baca Juga: Jepang Diguncang Gempa Dahsyat 9,0 SR dan Tsunami 10 Meter, 15.269 Orang Dinyatakan Tewas pada 11 Maret 2011

Tarian tersebut disuguhkan oleh Butet, putra dari seniman Bagong Kussudiardjo.

Yang menarik lainnya, Presiden Jokowi juga disitu dihubungkan oleh netizen dengan Petruk. Konotasi negatif "Petruk Dadi Ratu" dikaitkan dengan Presiden Jokowi yang sekarang sedang menjabat.

Seorang ahli filsuf sekaligus pengamat politik, Rocky Gerung menanggapi hal tersebut.

Menurut rangkuman Galamedia dari video percakapan Rocky Gerung di YouTube, Kamis, 11 Maret 2021, hal tersebut dianggap oleh Rocky Gerung sebagai sindiran terhadap Presiden Jokowi.

Baca Juga: Soal Demokrat, Mahfud MD Sebut Jokowi Hepi-hepi, Pakar Politik: Presiden Justru Sedih Lihat Menteri-menterinya

Rocky Gerung menangkap pesan yang disiratkan dari seniman Jogja, tentang pentingnya kepemimpinan, etika, serta integritas.

"Isi pemikiran para seniman Jogja berupaya untuk memberi pesan kepada presiden, tentang pentingnya kepemimpinan, pentingnya etika, pentingnya integritas," ungkap Rocky Gerung.

Hal tersebut juga dikatakan oleh Rocky Gerung sebagai sebuah upaya mencari fasilitas untuk mengkritik, dengan menggunakan kebudayaan Jawa.

"Tentu orang menganggap, Petruk Dadi Ratu itu lebih banyak bikin masalah daripada manfaat," kata Rocky Gerung.

Dalam pernyataannya, Rocky menilai tingkat kepekaan Jokowi semakin menurun. Walaupun demikian, Rocky tetap berharap presiden bisa mencerna kritikan tersebut.

Baca Juga: Mahfud MD Sebut Jokowi Hepi-hepi, A.S Hikam: Saya Yakin Jokowi Sedih Lihat Kelakuan Menterinya

Karena apabila Jokowi tidak bisa mencerna, itu akan menjadi bencana bagi kekuasaan yang sedang dipimpin olehnya.

Selanjutnya Rocky Gerung juga mengutip pesan moral dari masyarakat jawa yang mengatakan, bahwa kekuasaan yang mulai redup itu ditandai dengan olokan yang semakin banyak.

Rocky mengutip hal tersebut dari buku "The Ideas of Power in Javanese Culture" yang ditulis oleh Soemarsaid Moertono.

Buku tersebut menerangkan bahwa kekuasaan itu seperti lampu. Ketika lampu makin meredeup, maka tidak akan terlihat lagi siapa yang ada di sekitar sedang memberi kritik, sehingga tiba-tiba kekuasaan jatuh.

"Konsep kekuasaan itu seperti lampu, Ketika lampu makin meredeup, maka tidak akan terlihat lagi siapa yang sedang memberi kritik, sehingga tiba-tiba kekuasaan jatuh," ujar Rocky Gerung.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah