GALAMEDIA – Dalam laporan yang disampaikan Reuters, polisi dan militer Myanmar telah membunuh 8 pengunjuk rasa pada Jumat, 19 Maret 2021.
Kejadian ini bertepatan dengan seruan Presiden Jokowi melalui pidato resminya untuk menyerukan penghentian kekerasan kudeta militer Myanmar.
Sejak 1 Februari 2021, masyarakat Myanmar terus melakukan unjuk rasa hampir setiap hari hingga detik ini.
Baca Juga: Pedagang Pasar Atas Cimahi Divaksin, Nadim: Sekarang Lebih Percaya Diri
Namun, makin besar penentangan dari masyarakat, justru makin keras dan brutal pula tindakan dari polisi dan militer Myanmar.
Dalam aksi terbaru ini, pasukan keamanan melepaskan tembakan berkali-kali dalam konfrontasi di pusat Kota Aungban.
Tindakan tersebut dilakukan untuk membersihkan barikade pengunjuk rasa dan media peliput kejadian.
“Pasukan keamanan datang untuk menghilangkan penghalang tetapi orang-orang melawan dan mereka melepaskan tembakan,” ujar seorang saksi yang menolak disebut namanya.
Baca Juga: MUI Nyatakan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Haram, Tapi...