7+ Aspek dalam Program SMK Pusat Keunggulan, Hasilkan Lulusan dengan Dunia Kerja

- 29 Maret 2021, 11:23 WIB
Pelajar SMK Pariwisata menghidangkan makanan bagi tamu hotel saat mengikuti praktik kerja di hotel The Jayakarta Bali, Legian, Badung, Bali, Kamis 25 Maret 2021.
Pelajar SMK Pariwisata menghidangkan makanan bagi tamu hotel saat mengikuti praktik kerja di hotel The Jayakarta Bali, Legian, Badung, Bali, Kamis 25 Maret 2021. /ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/



GALAMEDIA - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan dunia kerja.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan Merdeka Belajar terkait Program SMK Pusat Keunggulan.

Program SMK Pusat Keunggulan merupakan perwujudan visi Presiden Joko Widodo terkait pembenahan pendidikan vokasi sebagai strategi pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

"SMK Pusat Keunggulan merupakan terobosan komprehensif yang ditujukan untuk menjawab tantangan dalam rangka pembenahan kondisi SMK saat ini, agar semakin sejalan dengan kebutuhan dunia kerja," terang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim saat peluncuran SMK Pusat Keunggulan, Rabu 17 Maret lalu.

Baca Juga: Sinopsis Cinta Untuk Bunda: Sinetron Terbaru RCTI yang Tayang Perdana Hari Ini!

Dijabarkan oleh Menteri Nadiem, program SMK Pusat Keunggulan bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan dunia kerja.

Sekolah yang terpilih dalam program SMK Pusat Keunggulan diharapkan menjadi rujukan serta melakukan pengimbasan untuk mendorong peningkatan kualitas dan kinerja SMK di sekitarnya.

Dilansir Galamedia dari laman Indonesia.go.id, upaya mewujudkan keselarasan antara SMK dengan dunia kerja dapat ditempuh melalui pemenuhan delapan aspek link and match, yaitu:

1. Kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek soft skills, hard skills, dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja.

2. Pembelajaran diupayakan berbasis proyek riil dari dunia kerja (project based learning) untuk memastikan hard skills, soft skills, dan karakter yang kuat

3. Peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari industri maupun pakar dari dunia kerja. Setidaknya sampai minimal mencapai 50 jam/semester/program keahlian.

4. Praktek kerja lapangan/industri minimal satu semester.

5. Bagi lulusan dan bagi guru/instruktur sertifikasi kompetensi harus sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja.

6. Bagi guru/instruktur perlu ditekankan untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan secara rutin.

7. Dilakukannya riset terapan yang mendukung teaching factory berdasarkan kasus atau kebutuhan riil industri.

8. Komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja.

Baca Juga: Kilang Minyak Balongan Indramayu Terbakar, Ada 950 Warga Balongan Dievakuasi ke Beberapa Tempat

Selain itu, Kemendikbud juga mendorong agar kolaborasi dengan dunia kerja dapat semakin ditingkatkan, diantaranya melalui kemungkinan kerjasama beasiswa dan/atau ikatan dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium, dan lainnya.

SMK Pusat Keunggulan 2021, diprioritaskan untuk 895 SMK dengan tujuh sektor prioritas, di antaranya ekonomi kreatif, permesinan dan konstruksi, hospitality, care services, maritim, pertanian, dan kerja sama luar negeri.

Program SMK Pusat Keunggulan sendiri sudah dirintis sejak 2019. Ketika itu, Kemendikbud memulai transformasi pengembangan SMK, yakni program revitalisasi SMK yang ditujukan untuk 300 sekolah. Fokusnya pada peningkatan mutu dan kualitas sarana dan prasarana pembelajaran sesuai dengan standar dunia kerja.

Kemudian pada 2020, terdapat program SMK Center of Excellence (CoE) yang menyasar 491 sekolah dan 4.586 guru serta kepala sekolah dengan fokus pada pengembangan peningkatan pembelajaran dunia kerja, kompetensi guru, dan kepala SMK, serta sarana dan prasarana.

Merujuk catatan Data Pokok Pendidikan (Dapodik), terdapat 190.842 perusahaan/lembaga/instansi yang menjadi mitra SMK dengan 272.788 jalinan kerja sama antara SMK dan dunia usaha dunia industri (DUDI). Kerja sama tersebut terdiri dari 87 bidang usaha mitra industri SMK.

Baca Juga: Teror Bom Bunuh Diri di Katedral Makassar, Dewi Tanjung: Nyai Punya Feeling Gak Enak, Aparat Jaga Ketat!

Kemendikbud juga menginisiasi Rumah Vokasi yang beranggotakan asosiasi industri seperti Kadin, Apindo, dan FHCI. Program SMK Pusat Keunggulan ini juga menjalin sinergi dengan kalangan perguruan tinggi mencakup aspek perencanaan dan pengelolaan program SMK Pusat Keunggulan.

Sedikitnya, ada lebih dari seratus perguruan tinggi calon pendamping SMK Pusat Keunggulan, diantaranya Politeknik Negeri Bandung (Polban), Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Telkom, Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Negeri Padang (UNP), Politeknik ATMI Solo, Politeknik Negeri Batam, dan masih banyak perguruan tinggi lainnya.

Program SMK Pusat Keunggulan memberikan bantuan berupa fisik dan nonfisik kepada sekolah terkait. Bantuan fisik dapat digunakan untuk membangun ruang praktik berupa bangunan bengkel atau laboratorium, maupun penyediaan peralatan. Sedangkan, bantuan nonfisik dialokasikan antara lain untuk penguatan penyelarasan kurikulum dengan industri.

Untuk tahun 2021 Direktorat SMK Kemendikbud mengalokasikan anggaran untuk bantuan nonfisik pada program SMK Pusat Keunggulan sebesar Rp200 juta, sedangkan bantuan fisik akan diberikan sebesar Rp1,4 miliar--Rp4 miliar. Sudah ada 3.000 lebih SMK yang mendaftar. Mereka akan diseleksi oleh para akademisi dan forum rumah vokasi.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x