Beberapa media memberitakan peristiwa tersebut sebagai peristiwa menggegerkan, dimana peristiwa tersebut seolah-olah Setneg mengambil aset tersebut dari keluarga Soeharto.
Baca Juga: Tak Ada Ruang Digital dalam List yang Wajib Bayar Royalti Lagu, Iwan Fals: Padahal Penting tuh
Hal tersebut sangat disayangkan oleh seorang pengamat politik Said Didu.
Menurut Said Didu, sebelumnya tidak pernah yayasan milik Soeharto tersebut, mengklaim bahwa TMII adalah aset miliknya pribadi.
Said Didu menjelaskan bahwa yayasan hanya membiayai aset tersebut, mengingat pada waktu itu negara tidak bisa membiayai aset tersebut.
"Padahal sebenarnya, tidak pernah yayasan ini mengaku bahwa itu asetnya. Tidak pernah sama sekali" ujar Said Didu.
Said Didu menilai, dalam peristiwa tersebut terdapat beberapa pihak yang berupaya untuk melakukan pencitraan untuk pemerintah.
Said Didu juga menyebut Sekjen PDIP terlalu berlebihan ketika mengatakan, peristiwa tersebut merupakan sebuah keberhasilan pengambilalihan aset dari Soeharto.
"Saya liat Buzzer tuh benar-benar menyebarkan bahwa seakan-akan terjadi keberhasilan mengambil alih dari Pak Harto," ujar Said Didu.