Dalam program yang diikuti kepala desa dan direktur BUMDesa ini, mereka akan mendapatkan pelatihan dari pemateri yang terdiri dari akademisi, pelaku usaha, perbankan, dan Kementerian Desa.
Baca Juga: Cek Ombak Saja, Pengamat Ini Berani Sandingan Prabowo - Puan pada Pemilihan Presiden 2024
Sebagai contoh, para utusan dari masing-masing desa akan dilatih mengenai operasionalisasi BUMDesa mulai dari pengenalan potensi hingga pembentukan ekosistem.
"Mereka akan diajari cara menggali potensi desanya seperti apa, bagaimana cara untuk menjual produknya, termasuk dengan membentuk pasarnya seperti apa," katanya.
"Nantinya BUMDesa mampu membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Harus menciptakan produk yang dibutuhkan pasar, yang akan laku di pasar," ujarnya.
Selain itu, melalui SABISA tersebut, diharapkan para kepala desa bisa saling mengenal dan bersinergi untuk mengetahui potensi dan kebutuhan masing-masing. Dengan begitu, setiap BUMDesa akan saling mendukung, bukan saling bersaing.
Baca Juga: Bupati H. Dony Ahmad Munir Dorong UMKM Sumedang Go Digital
"Ada rantai nilainya juga, berperan dari hulu ke hilir. Mana desa berperan di hulu, mana di hilir. Jadi bisa membenahi rantai pasok. BUMDesa menghasilkan produk yang semua bahannya lokal, berasal dari desa sekitar. Jangan sampai membuat produk yang bahan-bahannya impor," tuturnya.
Bambang berharap para lulusan Sabisa, juga bisa menjadi model dalam pengelolaan BUMDesa yang baik. "Mereka akan menjadi contoh bagi BUMDesa yang lain, tentang pengelolaan dan model bisnis yang bagus," ucapnya.
Akademisi Universitas Padjajaran Bandung, Dwi Purnomo, menerangkan bahwa keberadaan BUMDesa sangat erat kaitannya dengan kepala desa.