Akan tetapi menurut Muhammad Haripin jumlah itu tidak memadai untuk negara kepulauan dengan luas 3,1 juta km persegi perairan teritorial seperti Indonesia ini.
Selain itu, ia juga menyebut jika kebutuhan untuk mempertahankan jumlah aset angkatan laut ini tampaknya menjadi alasan mengapa persenjataan dan peralatan yang sudah tua belum dihentikan.
Karena menurutnya perlengkapan dan anggaran militer sangat terbatas, untuk itu sektor pertahanan Indonesia masih terus menggunakan peralatan militer yang sudah tua.
Muhammad Haripin juga mengatakan jika ada kasus di mana Indonesia lebih memilih membeli jet tempur dan kapal bekas daripada membeli yang baru.
Hal itu dikatakannya dengan jumlah uang yang sama akan tetapi bisa membeli peralatan lebih banyak.
"Ada juga kasus dimana kami membeli jet tempur dan kapal bekas daripada membeli yang baru, dengan jumlah uang yang sama, kami bisa membeli lebih banyak," tuturnya.
Lebih lanjut Muhammad Haripin mencatat bahwa Indonesia sebenarnya menyisihkan lebih banyak uang untuk militer seperti pada tahun 2011 lalu.
Menurunnya pada tahun 2011, anggaran militer hanya mencapai Rp 44 triliun, yang berarti dalam 10 tahun terakhir anggaran pertahanan negara meningkat lebih dari tiga kali lipat.