“APBN sebagai instrumen utama yang melakukan countercyclical agar tidak merosot ke bawah,” ujarnya.
Ia melanjutkan, berbagai hal itu menyebabkan defisit Indonesia melebar hingga 6,1 persen namun masih relatif moderat dibanding negara-negara lain dan mampu memberikan daya dorong cukup besar terhadap ekonomi.
Baca Juga: Tak Respon Bahaya Kimia Bisphenol-A (BPA), Komnas Perlindungan Anak Sesalkan Sikap BPOM
Meski demikian, Sri Mulyani memastikan pemberian stimulus dan defisit fiskal ke depan akan tetap dikendalikan untuk menjaga tingkat utang yang aman serta fiskal yang sehat.
“Indonesia perlu terus menjaga dan mengelola APBN untuk kembali sehat dan kita tahu APBN masih kembali diperlukan untuk memulihkan ekonomi,” tegasnya. (Antara)***