Ia merujuk pada bentrokan antara aparat Israel dan jamaah Muslim di Al Aqsa.
Bentrokan itu meletus setelah shalat Jumat 21 Mei 2021, hanya hitungan jam sejak gencatan senjata dimulai pukul 02.00 waktu setempat.
Sedikitnya 20 warga Palestina terluka akibat bentrokan, yang dipicu demonstrasi untuk mendukung orang-orang Palestina di Jalur Gaza. Pasukan Israel berusaha membubarkan massa dengan menembakkan granat kejut ke arah para demonstran.
“Memang masih rapuh gencatan senjata itu, tetapi tetap harus kita sambut sebagai salah satu cara untuk membuka jalan masuk bagi bantuan kemanusiaan,” ujar Bagus.
Pentingnya akses masuk untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan sebelumnya ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam sesi debat Majelis Umum PBB yang khusus membahas situasi Palestina pada Kamis 20 Mei 2021.
Pasalnya, serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan 232 orang, termasuk 65 anak-anak dan 39 perempuan, serta menyebabkan lebih dari 1.900 orang terluka dan sekitar 10.000 orang terpaksa meninggalkan tempat tinggal mereka.
"Bantuan kemanusiaan sangat diperlukan saat ini karena akses air, gas, listrik terputus. Jalan-jalan rusak, sekolah dan rumah sakit hancur. Ini jadi satu keprihatinan tersendiri," tutur Bagus.
Selain menyoroti akses bantuan kemanusiaan, Indonesia juga mendorong Palestina dan Israel untuk kembali ke meja perundingan demi mewujudkan perdamaian yang langgeng.***