"Angka ini telah berhasil mencapai target panitia, dan kita akan terus berusaha agar angka partisipasi kompetisi meningkat lebih besar lagi pada tahun 2022, seiring dengan semakin meningkatnya upaya penggalakan inovasi di Kota Cimahi," terangnya.
Dikdik juga menyampaikan bahwa untuk menjaga netralitas dan kejujuran, maka juri untuk kategori peserta dari Pemkot Cimahi seluruhnya akan berasal dari luar Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Cimahi, yaitu dari unsur perguruan tinggi dan pemerhati kota.
"Untuk penjurian kategori non-pemkot merupakan kombinasi dari perguruan tinggi dan juga ASN Pemkot Cimahi, agar hasil inovasi bisa dikolaborasikan, dikerjasamakan dengan SKPD-SKPD yang ada di Pemkot Cimahi," ujarnya.
Plt. Wali Kota Cimahi, Ngatiyana mengatakan, pada tahun ini kompetisi ChiMA masih dilaksanakan pada tingkat perangkat daerah. Dengan demikian proses penilaian yang kemarin telah dilaksanakan adalah organisasi perangkat daerahnya, yang dalam hal ini diwakili oleh kepala perangkat daerahnya masing-masing.
"Melalui kompetisi tingkat perangkat daerah ini, termasuk tingkat kelurahan, puskesmas, dan UPTD, yang hendak dilihat adalah kualitas kepemimpinan (leadership), kesungguhan, dan komitmen pembinaan inovasi di SKPD masing-masing," sebutnya.
Ngatiyana pun berharap tahun depan kompetisi ini diselenggarakan menggunakan sistem informasi yang dibangun oleh Pemkot sendiri, dengan kategori yang lebih banyak, sehingga dapat mencakup lapisan masyarakat yang lebih luas, termasuk guru atu pendidik, dan juga mahasiswa atau anak sekolah.
"Semakin banyak peserta, diharapkan akan semakin meningkatkan kualitas kompetisi. Dengan demikan kita dapat meningkatkan indeks inovasi daerah (IID), juga indeks daya saing daerah (IDSD) Kota Cimahi," katanya.***