Sumber Energi Tanpa Batas, Unjuk Kekuatan China Pamer Matahari Buatan Bersuhu 120 Juta Celsius

- 8 Juni 2021, 10:15 WIB
Matahari. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Matahari. (ANTARA FOTO/FB Anggoro) /

GALAMEDIA - China berhasil mencatatkan rekor berfungsinya perangkat mutakhir yang selama ini dijuluki matahari buatan.

Matahari eksperimental ini bisa dikatakan sebagai reaktor energi hijau tanpa batas yang diharapkan akan memenuhi ambisi terkini Beijing.

Perangkat dimaksud berfungsi dalam bentuk reaktor fusi nuklir yang mampu beroperasi pada suhu melebihi matahari, yaitu 216 juta derajat Fahrenheit atau 120 juta Celsius.

Merilis keberhasilan eksperimen tersebut, terungkap China mampu membuat reaktor energi mereka selama 100 detik.

Baca Juga: Mutasi Virus Covid-19 dan Kelangkaan Vaksin, Alasan Saudi Belum Umumkan Operasional Haji

Dikutip Galamedia dari DailyMail belum lama ini, ‘matahari made in  China’ itu mampu mencapai suhu puncak 288 juta  Fahrenheit atau 160 juta Celsius, lebih dari sepuluh kali lebih panas matahari.

Ilmuwan China berharap proyek matahari buatan Eksperimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) akan menjadi jalan ketersediaan sumber energi hijau demi visi Beijing dengan daya ramah lingkungan tanpa batas.

Perangkat mutakhir yang pertama kali diluncurkan Desember lalu itu memecahkan rekor sebelumnya dalam mempertahankan suhu plasma 180 juta Fahrenheit (100 juta Celsius) selama 100 detik.

Baca Juga: Gempa Berskala Lebih Besar dari 6,5 Magnitudo, BMKG Gandeng LIPI Kembangkan Sistem Precusor

Misi selanjutnya adalah mempertahankan fungsi pada suhu yang konsisten selama satu minggu. Demikian dikatakan Li Miao, direktur departemen fisika Universitas Sains dan Teknologi Selatan di Shenzhen.

"Terobosan ini merupakan kemajuan yang signifikan dan tujuan akhirnya adalah  menjaga suhu pada tingkat yang stabil untuk waktu lama," katanya kepada surat kabar pemerintah China, Global Times.

Mesin EAST yang diklaim sebagai perangkat penelitian eksperimental fusi nuklir terbesar dan tercanggih di China, menggunakan medan magnet yang kuat untuk memadukan plasma panas.

Baca Juga: Ternyata Ini 3 Alasaan Perlu Deep Talk dalam Sebuah Hubungan Agar Timbukan Kepuasan

EAST  dirancang untuk mereplikasi proses fusi nuklir yang terjadi secara alami pada matahari dan bintang-bintang untuk menyediakan energi bersih yang nyaris tak terbatas.

Terletak di provinsi Anhui dan selesai akhir tahun lalu, reaktor ini kerap  disebut matahari buatan karena panas dan tenaga yang dihasilkannya sangat besar.

EAST dikembangkan di Institut Ilmu Fisika Hefei dari Akademi Ilmu Pengetahuan China.

“Pengembangan energi fusi nuklir bukan hanya cara untuk memecahkan kebutuhan energi strategis China, tetapi juga memiliki arti penting bagi pembangunan berkelanjutan energi dan ekonomi nasional China di masa depan,” papar People's Daily, corong Partai Komunis yang berkuasa.

Baca Juga: Nama 10 Malaikat yang Wajib Diimani oleh Umat Islam, Ada yang Bertugas Memberi Rezeki

Ilmuwan China telah bekerja mengembangkan versi yang lebih kecil dari reaktor fusi nuklir sejak tahun 2006.

Mereka berencana menggunakan perangkat canggih ini dalam kerja sama dengan para ilmuwan lainnya di Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER).

ITER tak lain proyek penelitian fusi nuklir terbesar di dunia yang berbasis di Prancis dan diharapkan bakal rampung tahun 2025.

ITER  merupakan upaya kerja sama ilmiah global terbesar sejak pembentukan Stasiun Luar Angkasa Internasional lebih dari 20 tahun yang lalu.

Baca Juga: ASN Gedung Sate Positif Covid-19 Pemda Provinsi Jabar Gencar Lakukan Tracing

Korea Selatan juga memiliki 'matahari buatan' sendiri, Korea Superconducting Tokamak Advanced Research (KSTAR) yang mampu berfungsi di suhu 180 juta Fahrenheit atau 100 juta Celsius selama 20 detik.

Fusi dianggap sebagai Cawan Suci energi dan menjadi inti kekuatan  yang selama ini menggerakkan matahari, pusat tata surya  yang terbakar pada suhu sekitar 27 juta Fahrenheit (15 juta Celsius).

Fusi sendiri menggabungkan inti atom untuk menciptakan sejumlah besar energi atau  kebalikan dari proses fisi yang digunakan dalam senjata atom dan pembangkit listrik tenaga nuklir, yang membaginya menjadi beberapa bagian.

Baca Juga: Quran Surat Al Ashr, Berikut Asbabun Nuzul, Arab, Latin, dan Terjemahnya, Yuk Tadarus!

Tidak seperti fisi, fusi tidak mengeluarkan gas rumah kaca dan mengurangi risiko kecelakaan atau pengurangan bahan atom.

Tetapi untuk mendapatkan fusi sangat sulit dan mahal dengan total biaya ITER diperkirakan mencapai $22,5 miliar atau tak kurang dari Rp 322 triliun.

Ini karena saat atom-atom isotop hidrogen melebur bersama untuk menghasilkan helium  dengan cara yang sama seperti Matahari menciptakan energi, menghasilkan panas buangan yang sangat besar.

Baca Juga: Ada Kasus Positif, Santri Ponpes Bina Madani Perketat Penerapan Protokol Kesehatan

Namun, bulan lalu ilmuwan Inggris mengumumkan mereka telah menemukan cara untuk menangani gas buang, mendinginkannya dari 270 juta F (150 juta C) hingga hanya beberapa ratus derajat saja atau mirip dengan suhu mesin mobil.

Ini secara drastis mengurangi keausan pada reaktor di mana fusi terjadi. Para ilmuwan Otoritas Energi Atom Inggris (UKAEA) di Culham, Oxfordshire, membuat terobosan menggunakan reaktor fusi eksperimental senilai £55 juta atau Rp 1,1 triliun yang disebut MAST Upgrade.

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x