Sebanyak 1.329 Pesantren di Jabar Lolos Seleksi OPOP

- 18 Juni 2021, 14:59 WIB
Kegiatan penjurian program OPOP di Hotel Fave Hotel, Jalan Cimanuk, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis 17 Juni 2021./Agus Somantri/Galamedia
Kegiatan penjurian program OPOP di Hotel Fave Hotel, Jalan Cimanuk, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis 17 Juni 2021./Agus Somantri/Galamedia /


GALAMEDIA - Pemerintah meluncurkan program One Pesantren One Product (OPOP) untuk menumbuhkan perekonomian di pesantren.

Namun begitu, tidak semua pesantren bisa mendapatkan bantuan melalui program OPOP ini.

Pasalnya, sebelumnya ada seleksi yang dilakukan secara ketat untuk menjaring pesantren mana saja yang berhak mendapatkannya.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, Kusuma Hartadji mengatakan, untuk tahun 2021 ini proses program OPOP sudah memasuki penjurian tahap satu.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kian Melejit, Pemkab Sumedang Perketat PPKM

Kegiatan penjurian diselenggarakan di Hotel Fave Hotel Garut pada Kamis 17 Juni 2021 kemarin.

"Peserta yang mendaftar di tahun ini cukup banyak, yakni mencapai 2.600 pesantren, dan yang lolos seleksi ada 1.329 pesantren yang berada di 15 Kabupaten/Kota se-Jawa Barat," ujarnya, Jumat 18 Juni 2021.

Kusuma menyebutkan, nantinya seribu peserta yang lolos di tahap satu ini akan dilatih untuk mengembangkan usaha produk hasil dari pesantrennya masing-masing.

Ia berharap, ketika terjadi pertumbuhan ekonomi pesantren, minimal bisa melakukan pemasaran di intern pesantrennya, sehingga nantinya mempunyai kegiatan ekonomi untuk membantu operasional pesantren.

Baca Juga: Terkait Pembongkaran Jalur Sepeda di DKI Jakarta, Fadli Zon: Sudah Bagus Jangan Dibongkar

Selain itu, lanjut Kusuma, para santri yang sudah dilatih oleh pesantren diharapkan bisa memulai untuk berwirausaha ketika mereka lulus dari pesantrennya. Sehingga ini juga tentunya akan sangat membantu terhadap syiar agama dengan baik.

"Jadi ketika mereka keluar bisa tumbuh usaha-usaha baru yang dilakukan oleh para santri, setelah jadi ustadz mereka punya bisnis jadi dakwahnya bisa tenang karena ekonominya mapan," ucapnya.

Baca Juga: 7 Presiden dengan Gaji Terbesar di Dunia, Hebat Peringkat Satu dari Asia, Bagaimana dengan Indonesia?

Menurut Kusuma, peserta program OPOP ini diikuti oleh banyak pesantren yang tersebar di desa-desa.

Meski usaha ini dilakukan oleh pesantren yang ada di desa, tambahnya, akan tetapi diharapkan nantinya penghasilan yang mereka dapatkan tak akan kalah dengan penghasilan kota.

"Dan bisnisnya juga diharapkan bisa mendunia," katanya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x