Masih Harus Impor, Presdir PT Kaltim Parna Industri: Kita Rindu Memiliki Industri Kimia Soda Ash

- 21 Juni 2021, 19:39 WIB
Ilustrasi. Membersihkan kaca dengan menggunakan soda.
Ilustrasi. Membersihkan kaca dengan menggunakan soda. /Pexels/Karolina Grabowska

Sebagai contoh, menurutnya kebutuhan soda ash di Tiongkok terus meningkat hingga 2 juta ton per tahun. Oleh karena itu, pihaknya berharap Indonesia mampu memenuhi kebutuhan soda ash sendiri sehingga tidak perlu impor lagi.

"Kita rindu memiliki industri kimia soda ash. Untuk mewujudkan hal tersebut sangat memungkinkan, mengingat Indonesia memiliki bahan baku dan sumber daya manusia yang kompeten," katanya.

"Kita punya resources yang kuat, kita punya banyak SDM yang mumpuni. Tapi kenapa mencari mudahnya saja dengan memilih impor," terangnya.

Hari menjelaskan bahwa saat ini terdapat pabrik kaca terbesar di Batang Jawa Tengah yang tentunya membutuhkan soda ash dalam jumlah yang besar.

"Alangkah baiknya kalau pabrik kaca ini soda ash-nya disuplai dari dalam negeri. Agar memberi nilai tambah, menghemat devisa, membuka lapangan kerja, dan banyak sekali keuntungannya," jelasnya.

Ia menyebut bahwa industri kimia termasuk soda ash pernah dibangun pada 1990-an.

Baca Juga: Muncul Covid-19 Varian Baru, Emil Minta Masyarakat Tingkatkan Prokes

"Ada kendala, saat krisis ekonomi 1998. Pernah juga dibangun di NTT yang dekat dengan sumber garam (bahan baku soda ash), tetap tak bisa juga," ucapnya.

Ketua panitia 80 tahun Pendidikan Tinggi Teknik Kimia di Indonesia, Tirto Prakoso
Brodjonegoro, menjelaskan bahwa lomba esai nasional ini sebagai wadah sosialisi industri kimia di Indonesia.

Menurutnya soda ash atau umumnya dikenal sebagai soda abu merupakan suatu komponen dasar kimia yang kurang dikenal keberadaan dan fungsinya oleh masyarakat.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x