"Dan Sri Mulyani akhirnya mesti ucapkan bahwa, kami tidak bisa lagi bertumbuh 8 persen," ungkap Rocky.
Kemudian Rocky juga menyoroti mengenai dana-dana yang diedarkan pemerintah selama ini.
"Jadi memang awalnya, seolah-olah mau disembunyikan, bahwa dana-dana yang diedarkan selama ini ternyata bukan dana yang dimaksudkan untuk mempertahankan daya tahan viskal pemerintah. Tapi sekedar diedarkan untuk memberi rasa aman," terang dia.
Ahli filsuf ini berkesimpulan, ada semacam sandiwara terkait ekonomi di Indonesia dan hal yang nyata tanpa sandiwara adalah hasil audit BPK.
Baca Juga: Sejumlah Seniman dan Budayawan Deklarasikan Forum Budaya Jakarta Pesisir
"Jadi ini sebetulnya semacam sandiwara tuh, yang bukan sandiwara adalah audit dari BPK," katanya.
Dengan adanya hasi audit tersebut, Rocky menuturkan, pemerintah pusat tidak bisa lagi mengelak.
"Dan tentu pemerintah pusat gak bisa mengelak dari situ, karena memang tugas BPK memperlihatkan data faktual," imbuhnya.
Lebih lanjut, dia menyatakan, persiapan Indonesia menghadapi Covid-19 seolah diperburuk oleh pengelolaan keuangan yang buruk bahkan palsu.