Tak Basa-basi Lagi, Jokowi Batalkan Vaksinasi Berbayar, Sudjiwo Tedjo Sampai 'Angkat Topi'

- 16 Juli 2021, 20:32 WIB
Budayawan Sudjiwo Tedjo. /Twitter.com/@sudjiwotedj/
Budayawan Sudjiwo Tedjo. /Twitter.com/@sudjiwotedj/ /

GALAMEDIA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membatalkan program vaksinasi berbayar atau individu.

Kabar mengenai pembatalan vaksinasi berbayar itu disampaikan oleh Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung yang sebelumnya akan disalurkan melalui Kimia Farma.

Dikatakan Pramono bahwa keputusan Jokowi itu diambil usai menerima berbagai masukan dan respons dari masyarakat.

"Presiden telah memberi arahan dengan tegas untuk vaksin berbayar yang rencananya disalurkan melalui Kimia Farma semua dibatalkan dan dicabut sehingga semua vaksin tetap dengan mekanisme yang digratiskan," ucap Pramono dalam keterangan pers melalui Youtube Sekretariat Presiden Jumat, 16 Juli 2021.

Terkait vaksinasi Gotong Royong kata Pramono, mekanismenya dikembalikan kepada perusahaan yang akan menanggung biaya vaksinasi bagi karyawannya.

Baca Juga: Klaim Minum Ivermectin Sama dengan Dukung Vaksin Berbayar, Dosen UI: Gak Usah Bilang Minum Obat Covid-19

"Sehingga mekanisme seluruh vaksin, baik itu vaksin Gotong Royong maupun yang sekarang mekanisme sudah berjalan, digratiskan pemerintah," jelas Pramono.

Kebijakan tersebut kini seolah memutus mata rantai polemik yang selama ini mencuat seiring wacana vaksinasi berbayar.

Menanggapi itu, budayawan Sudjiwo Tedjo turut angkat bicara. Ia sampai 'angkat topi' alias mengaku salut dengan kebijakan yang diambil oleh Presiden Jokowi.

"Salut, Pak @jokowi," cuit Sudjiwo Tedjo melalui Twitternya @sudjiwotedjo dikutip Galamedia Jumat, 16 Juli 2021.

Ia mengungkapkan bahwa keputusan Jokowi mengingatkannya kepada sepenggal cerita perang yang disampaikan kia di masa kecil.

Baca Juga: Mahfud MD Asyik Nonton Ikatan Cinta, Rocky Gerung: ODGJ alias Orang Dengan Gagal atau Gangguan Jabatan

"Sampeyan jadi ngingetin pada cerita kyaiku saatku bocah," papar dia.

"Dalam perang, di padang pasir, di antara ratusan pasukan cuma tinggal tersedia 'sekendi' air. Ini cuma cukup dibagi buat elit. Lantas oleh panglima Abu Bakar AS (As Siddiq, red), air itu dibuang ke pasir demi rasa senasib." pungkasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x