20 Tahun Pelengseran Gus Dur, Pendiri PollMark: Peranan Megawati Sangat Penting, Ada Hubungan Benci-Rindu

- 23 Juli 2021, 16:15 WIB
Potret sosok Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Potret sosok Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. /Instagram/@jaringangusdurian/

GALAMEDIA – Tepat pada hari ini, 23 Juli 2021 merupakan 20 tahunnya pelengseran presiden ke empat Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun melalui kanal YouTube pribadinya menggelar sebuah forum diskusi untuk memperingati peristiwa tersebut bertajuk "20 Tahun Pemakzulan Gus Dur: Siapa Sang Dalang?".

Dalam forum tersebut hadir pendiri lembaga survei PollMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah.

Eep mengatakan, pelengseran Gus Dur sebagai presiden sulit dilepaskan dari Megawati Soekarnoputri yang kala itu menjabat sebagai wakil presiden. Bahkan, kata dia, peranan Megawati sangat penting.

Baca Juga: Tanah Air Kembali Berduka, Mantan Petinggi MUI Pusat Wafat, Yaqut Cholil Qoumas: InsyaAllah Husnul Khatimah

"Peranan Mbak Mega itu begitu penting, tentu. Sulit sekali membantah soal itu. Baik secara logis maupun secara faktual," katanya.

Dia menambahkan, ada hubungan unik antara Gus Dur dan Megawati sejak awal kepemimpinan mereka berdua yang tampaknya belum tuntas hingga presiden ke empat itu dimakzulkan pada 23 Juli 2001. Kata dia, itu menjadi faktor penting yang harus diperhatikan.

"Harus diakui bahwa ada sesuatu yang tidak selesai di dalam hubungan itu. Jadi, semacam benci tapi rindu begitu. Itu terpelihara terus. Dan menurut saya ini menjadi faktor yang sangat penting yang harus kita hitung," jelasnya.

Baca Juga: Dikenal untuk Memperkuat Otot Tubuh, Berikut Manfaat Lain Olahraga Pilates

Pendiri PollMark tersebut menganalisa, hubungan Gus Dur dan Megawati dipacu oleh kekesalan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai pemenang Pemilu 1999, namun Megawati tidak menjadi presiden RI.

"Perasaan bahwa seharusnya mereka (PDIP) yang menjadi pemenang politik dan Mbak Mega menjadi Presiden itu masih terpelihara," tambahnya.

Sebagai informasi, DR. (H.C.) K. H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur pada 7 September 1940. Gus Dur wafat di Jakarta pada 30 Desember 2009 saat usinya 69 tahun.

Ia menggantikan Presiden B.J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu 1999.

Baca Juga: Lalamove Bareng ACT Bandung dan DT Peduli Bagikan Daging Kurban pada Masyarakat

Penyelenggaraan pemerintahannya dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional.

Masa kepresidenan Abdurrahman Wahid dimulai pada 20 Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001.

Tepat pada 23 Juli 2001 kepemimpinannya digantikan oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut oleh MPR. ***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x