GALAMEDIA - Kebijakan pemerintah Indonesia yang memutuskan untuk mengecat ulang pesawat kepresidenan akhirnya mendapat kritikan dari berbagai pihak.
Banyak pihak yang mengkritik bahwa pengecatan ulang pesawat kepresidenan itu sebagai bentuk pemborosan anggaran negara.
Pasalnya, dikala kondisi ekonomi bangsa yang melemah akibat pandemi berkepanjangan, di sisi lain pemerintah malah menghamburkan anggaran negara hanya untuk mengecat ulang pesawat kepresidenan.
Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief melalui akun Twitter pribadinya menilai bahwa ada dendam dan kebencian dalam proses pergantian warna pesawat kepresidenan itu.
Dendam dan kebencian yang dimaksud Ali Syarief tersebut adalah soal warna parpol biru vs merah yang disinyalir merupakan Demokrat dan PDIP.
Baca Juga: Warga Kota Cimahi Dilarang Gelar Perlombaan Perayaan HUT RI 17 Agustus
Ali Syarief juga mengatakan bahwa pada akhirnya dari dendam dan kebencian antara parpol biru vs merah itu yang menjadi korban tetaplah rakyat.
Karena menurutnya anggaran yang dipakai dalam pengecatan ulang pesawat kepresidenan tersebut merupakan uang rakyat yang dibelanjakan oleh pemerintah untuk mengganti baju pesawat.
"Dendam dan Kebencian soal warna PARPOL, Biru VS Merah,
akhirnya yg jadi korban duit belanja hak rakyat, dibelanjakan untuk ganti baju pesawat," ujarnya, dikutip Galamedia, Rabu 4 Agustus 2021.