Ia menegaskan potensi paparan di ruangan tertutup 20 kali lebih tinggi ketimbang di luar ruangan.
Menurut dia, kunci untuk menghindari penularan salah satunya dengan memakai masker secara ketat dan tidak berada di kerumunan, utamanya memperhatikan sirkulasi udara jika berada di suatu ruangan tertutup.
Baca Juga: Tren Diskon Vonis Koruptor, PSI: Publik Makin Tak Percaya Penegakan Hukum
"Dalam setiap event keramaian, itu ada yang disebut 'super spreader' yang membawa virus banyak sekali. Apalagi bicara varian Delta yang 100 kali jumlah virusnya dibanding yang sebelumnya," katanya.
Ia juga menyarankan agar masyarakat untuk menggunakan masker dua lapis; medis dan kain, dan tidak pernah membukanya saat berada di ruang publik yang tertutup. Kemudian, yang terpenting mengurangi mobilitas dan tidak berkerumun.
"Kita ini kalau ke luar rumah, di luar rumah itu sedang badai, potensi terpaparnya sangat besar sekali. Sekalipun kita menggunakan payung tetap akan cipratan terkena air. Oleh karena itu, tidak lepas 3T (testing, tracing, treatment), mendukung prokes 5M, dan vaksinasi," papar Dicky.
Baca Juga: Dapat Promosi, AKBP Ardi Rahananto Jabat Kapolres Morowali
Sementara itu praktisi pengelola bangunan, Dedy El Rashid mendorong agar pengelola gedung mulai memperhatikan sistem ventilasi udara sebagai pelindungan ekstra pencegahan penularan Covid-19.
"Kita menganjurkan menambah asupan udara bersih yang menjadi nominalnya dua kali pergantian udara, dan mengganti filter yang lebih baik yang memiliki efesiensi yang lebih tinggi," terang dia.
Pengelola gedung juga dapat menambah fasilitas dengan memasang sinar ultraviolet C (UVC) yang sesuai standar untuk membunuh bakteri dan virus, kendati harus ada penelitian lebih lanjut soal keefektifan bisa menonaktifkan SARS-CoV-2.***