Saat konferensi pers, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, walau ada sejumlah daerah yang mengalami perbaikan situasi, namun kenyataannya dalam beberapa hari terakhir angka kematian akibat COVID-19 tercatat hingga di atas 1.000 orang per hari.
Padahal, lanjut dia, angka kasus konfirmasi di Jawa dan Bali mengalami penurunan yang cukup signifikan di beberapa mayoritas provinsi, salah satunya di DKI Jakarta.
Hal itu, kata Luhut, diakibatkan oleh adanya kesalahan pada saat memasukkan data kematian. Sehingga keputusan selanjutnya yakni dengan meniadakan angka kematian dari indikator penanganan COVID-19.
"Evaluasi tersebut kami lakukan dengan mengeluarkan indikator kematian dalam penilaian karena kami temukan adanya input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang sehingga menimbulkan distorsi dalam penilaian," jelasnya.***