"Itu sih khayalan kalau bilang bahwa 'kekebalan komunal' sudah tercipta di jawa-bali. Mungkin ingin menyenangkan pemerintah, tapi bisa menyesatkan masyarakat. Ayo pakar @univ_indonesia jangan bermain dengan istilah 'herd-immunity' nanti masuk kelompok 'herd-stupidity'," cuitnya.
Sebelumnya Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Tri Yunis Miko Wahyono menyebut kekebalan kelompok atau herd immunity terhadap virus corona (Covid-19) sudah tercipta di Jawa dan Bali.
Alasannya, lebih dari 50 persen penduduk Jawa-Bali telah memiliki antibodi. Dia menduga tak akan ada lonjakan kasus lagi di Jawa-Bali.
"Kalau dicampur orang yang infeksi alamiah itu sebenarnya sudah mencapai 70 persen lebih. Jadi menurut saya ancaman peningkatan kembali pada tahun ini, jangan lupa pada tahun ini, tidak akan terjadi," ujarnya.
Baca Juga: Innalillahi Wainaillaihi Rojiun, Wasit Futsal Perempuan Gita Dewi Mulyani Meninggal Dunia
Perbedaan pendapat dari kedua ahli asal UI pun menjadi perhatian dari Dokter Konsultan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Andi Khomeini Takdir.
"Ada epidemiolog bilang Herd Immunity sudah tercapai untuk Jawa - Bali. Ada lagi yang bilang tidak mungkin,: cuitnya melalui akun Twitter @dr_koko28, Kamis malam.
Terkait hal itu, dalam pandangannya, perlu dilihat data vaksinasinya, data terinfeksinya, dan titer antibodi untuk kajian seroepidemiologinya.
"Tida data itu saja. In my humble opinion, belum Herd Immunity. Tapi bisa. OTW ke sana," tandasnya.***