PBB Beri Sinyal 'Lonceng Kematian' Atas Perubahan Iklim Global, China Asyik Bangun Proyek Batu Bara dan Baja

- 13 Agustus 2021, 16:40 WIB
PBB Beri Sinyal 'Lonceng Kematian' Atas Perubahan Iklim Global, China Asyik Bangun Proyek Batu Bara dan Baja.
PBB Beri Sinyal 'Lonceng Kematian' Atas Perubahan Iklim Global, China Asyik Bangun Proyek Batu Bara dan Baja. //psc631798/pixabay

GALAMEDIA - Beberapa waktu lalu PPB memberi peringatan perubahan iklim global yang mengekang penggunaan bahan bakar fosil untuk mencegah adanya perubahan iklim yang tak terkendali.

Pernyataan PBB ini ditepis oleh China pasalnya negara ini mengumumkan sejumlah proyek batubara dan baja baru yang intensif pada paruh pertama tahun 2021.

Sebelumnya ahli iklim mendesak pemerintah di seluruh dunia untuk mengambil tindakan drastis di tengah semakin meluasnya peristiwa cuaca ekstrem.

Hal tersebut seperti kebakaran hutan yang mematikan, kekeringan, dan bahkan curah hujan tertinggi di China tengah dalam 1.000 tahun terakhir ini.

Baca Juga: Indeks Demokrasi Indonesia Turun, Natalius Pigai: Kebijakan Pemerintah Jadi Penyebabnya, Bukan Intoleransi  

Menurut para ahli, hujan tertinggi di China ini salah satunya merupakan pengaruh emisi karbon tersebut.

"Seluruh dunia mendapatkan pesan bahwa sudah waktunya untuk menjauh dari batu bara, tetapi kepentingan batu bara di China menyeret kaki mereka, dan pemerintah pusat tidak mengekang mereka," kata Christine Shearer, direktur program batu bara di Global Energy dilansir Reuters.

Monitor (GEM) merupakan lembaga pemikir AS yang bersama-sama menulis laporan tentang proyek karbon paruh pertama China dengan Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) yang berbasis di Helsinki.

Menurut penelitian CREA-GEM, selama paruh pertama China merupakan konsumen batubara terbesar di dunia yang menyumbangkan sumber gas rumah kaca sehingga memicu pemanasan iklim.

Berdasarkan laporan tersebut, China juga mengumumkan rencana untuk membangun 18 tanur sembur berbahan bakar batubara baru yang lebih banyak dari tahun lalu.

China telah berjanji untuk mengurangi emisi karbon menjadi nol bersih pada tahun 2060.

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan dalam laporan hampir 4.000 halaman minggu ini bahwa perubahan iklim telah "mempengaruhi setiap wilayah yang dihuni di seluruh dunia" dan berada dalam bahaya di luar kendali.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan laporan itu sebagai "kode merah untuk kemanusiaan" yang seharusnya "membunyikan lonceng kematian untuk batu bara dan bahan bakar fosil".

Baca Juga: Spoiler Buku Harian Seorang Istri 13 Agustus 2021: Gawat! Dewa Lagi-lagi Diculik

Namun, menurut studi CREA-GEM, China memulai konstruksi pada 15 gigawatt (GW) kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara baru di paruh pertama.

Itu kecepatan yang lebih lambat dari tahun lalu, tetapi masih berjumlah satu pabrik per minggu, dan cukup untuk memberi daya sekitar 4,5 juta rumah - lebih banyak daripada di kota-kota seukuran London atau New York.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x