Ketum PBNU Ceritakan Sejarah Gerakan Taliban di Afghanistan: Mereka Menang dari Uni Soviet

- 26 Agustus 2021, 17:52 WIB
Kiai Haji Said Aqil Siradj /PBNU
Kiai Haji Said Aqil Siradj /PBNU /

GALAMEDIA - Kelompok Taliban hingga kini masih menjadi perbincangan hangat di publik lantaran berhasil menguasai Afghanistan.

Menanggapi hal tersebur, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menceritakan awal mula gerakan Taliban di Afghanistan.

KH Said Aqil menjelaskan bahwa kelompok tersebut berasal dari para pelajar dan mahasiswa yang memiliki markas di berbagai masjid atau mushala.

Kemudian, para pelajar tersebut lantas membangun kekuatan dengan semangat jihad untuk melawan penjajahan Uni Soviet di tanah airnya.

Dari itulah, kata Said Aqil, Taliban akhirnya berjuang demi kemerdekaan negerinya dengan mendapat dukungan langsung dari Amerika.

Baca Juga: Perpanjang Masa Jabatan atau 3 Periode? Ini yang Paling Menguntungkan Jokowi Kata Pengamat

“Ringkas cerita mereka menang dan Uni Soviet meninggalkan Afghanistan. Taliban dan Mujahidin berhasil," kata Kiai Said dikutip Galamedia dari laman NU.

Walaupun sudah berhasil meninggalkan Afghanistan, kelompok tersebut belum selesai membangun kekuatan persatuan.

"Tapi sayangnya, mereka belum selesai membangun kekuatan persatuan, sudah bicara ideologi negara sehingga yang terjadi perang saudara tidak berkesudahan," tuturnya.

"Negara Islam pun belum betul-betul nyata terealisasi,” imbuhnya.

Kiai Said Aqil pun menyayangkan dengan kerja sama Taliban dengan kelompok Al-Qaeda, dan bahkan ISIS.

Perjuangan kelompok Taliban yang awalnya menunjukan semangat nasionalisme, malah terseret pada kelompok terorisme.

Artinya, pemahaman hubungan antara agama dan negara di Afghanistan belum tuntas karena masih menjadi pertentangan yang belum selesai hingga sekarang.

“Nah sekarang Taliban berhasil memenangkan peperangan. Presidennya dan beberapa pembesar negara kabur. Itu artinya sampai sekarang belum selesai pemahaman antara hubungan agama dan negara di sana,” ujarnya.

Baca Juga: Vaksin Nusantara Diakui WHO dan Turki, Ketua DPD RI: Pemerintah Harus Bergerak Cepat Keluarkan Izin BPOM

Kiai Said pun lalu membandingkan dengan masyarakat Indonesia, termasuk warga NU, yang sudah selesai dalam memahami agama, negara, dan hubungan antara keduanya.

Hal inilah yang membuat Indonesia menjadi negara yang damai dan tidak terjadi perang saudara karena perbedaan ideologi antarkelompok.

Oleh karena itu, nilai-nilai inklusif yang diajarkan NU dalam berjuang mempertahankan NKRI itu mengilhami ulama Afghanistan.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x