GALAMEDIA - Pakar klaim ansuransi Iswanto Lim menilai hati mantan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto merasa miris karena vaksin gagasannya yakni Vaksin Nusantara tergantal oleh statement autologous Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehahatan (Kemenkes) RI.
Menurutnya, pernyataan autologous tersebut sangat aneh karena mengandung arti hanya bisa dikembangkan secara personal, tidak bisa dipasarkan, tak bisa dikomersialkan, tak bisa dipergunakan secara massal, dan pelayanan hanya untuk penelitian terbatas.
"Saya yakin ini bukan pekerjaan dari Menteri Kesehatan, Pak Budi Gunadi Sadikin, karena saya yakin beliau adalah menteri yang sangat capable," ujarnya dalam tayangan video YouTube kanal Konsultan Klaim Ansurasi dikutip Senin, 30 Agustus 2021.
"Aneh, sifatnya autologous. Ini sangat mengkerdilkan Vaksin Nusantara," lanjutnya.
Ia pun mempertanyakan soal komunikasi pemerintah kepada masyarakat. Apakah Tak pandai melakukan komunikasi publik atau sengaja untuk mengganjal Vaksin Nusantara.
Manurutnya, seharusnya pemerintah mengungkapkan apakah metode yang dilakukan aman dan dipakai rakyar banyak. "Ini yang patut dipertanyakan. Apakah aman? Kalau aman, biarkan dokter Terawan mengembangkan sarana dan prasaran agar bisa diaplikasikan," ujarnya.
"Justru vaksin ini akan menjadi vaksin paling cocok (terbaik) dan ketika banyak orang meminati dan memakai vaksin ini, maka produksinya menjadi massal, dipakai banyak orang. Kan hanya cara memproduksi vaksinnya saja yang harus spesifik, bukan berarti vaksin ini enggak bisa dipakai banyak orang," katanya.
"Aneh bin ajaib, logika apa yang dipakai BPOM ya? jika kita melihat penolakan izin ini dari sisi kebermanfaatan buat rakyat Indonesia dan prestasi bangsa yg potensi bisa diukir di mata dunia," katanya.