Ketika didesak bagaimana kebijakan di tingkat atas, Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Unair ini mengaku tidak mengetahuinya secata pasti.
"Radar saya kurang peka terhadap hal-hal seperti itu. Tapi saya kira belum ada kesamaan pandangan antara otoritas kesehatan dengan peneliti," kata dia.
Namun ia berharap uji klisnis tahap II bisa menjadi landasan agar pemerintah merestui tim untuk melanjutkan ke fase III.
"Fase II hasilnya tak mengecewakan, sehingga bisa jadi landasan untuk fase III. Soalnya kalau tak ada fase III tak bisa disebar ke masyarakat," katanya.
Soal dukungan dari pemerintah, menurutnya, hal itu sebenarnya sudah ada. Faktanya uji klinis fase I dan II bisa digelar. "Tapi untuk fase III, belum tau kenapa. Mungkin perlu adanya dialog lebih intens," katanya.
Ia pun berharap agar masyarakat di Indonesia bisa mendapatkan Vaksin Nusantara. Alasannya, modelnya sekali untuk seumur hidup.
"Selain itu bisa hemat devisa karena tak perlu impor, bisa ekspor teknologi dan keterampilan," katanya.***