Sedangkan untuk Imunoterapi, ia menyebutkan, adalah pengobatan suatu penyakit melalui aktivasi atau penekanan suatu sistem imun.
"Contoh plasma konsvalesen. Ini tidak menggunakan mesin di dalam tubuh orang yang sakit tetapi langsung hasil produk dari orang yang pernah terinfeksi diberikan kepada orang yang sakit. Itu adalah imuno terapi," katanya lagi.
Sedangkan Vaksin Sel Dendritik yakni vaksin dengan ccara menumbuhkan sel dendritik di luar tubuh (lab) dan dibuat menjadi sel memoril dan setelah disuntikan akan menstimulasi sistem imun.
"Jadi mesin di dalam tubuh dikeluarkan kemudian diaktivasi dengan antigen. Setelah itu dimasukan ke dalam tubuh itu sendiri," katanya lagi.
Ia pun menganalogikan sebuah mobil. Vaksin itu ibarat memperbaiki mobil tanpa menurunkan mesin. Sedangkan Vaksin Sel dendtritik terlebih dulu menurunkan mesin saat memperbaikinya.
"Jadi tidak perlulah memberikan statement bawah vaksin nusantara itu adalah bukan vaksin. tetap vaksin karena dia ada mengeluarkan material biologi," tegasnya.
Seperti diketahui, sejumlah tenaga kesehatan khususnya dokter menduga bahwa Vaksin Nusantara merupakan imunoterapi bukan vaksin.
"Jadi cuma prosesnya ditaruh di luar tubuh. Karena tipe-tipe vaksin itu banyak sekali. Literatur di luar pun selalu mengatakan sel dendritik pun adalah vaksin," katanya.
Dengan begitu, lanjutnya, masyarakat juga supaya bisa memahami bahwa Vaksin Nusantara itu juga adalah vaksin.***