MENGEJUTKAN! Meski Masih Aktif di TNI, Menantu Hendro Priyono Kalahkan Jagoan PDIP di Survei Pilpres 2024

- 9 Oktober 2021, 18:14 WIB
Ilustrasi survei elektabilitas.
Ilustrasi survei elektabilitas. /Pixabay/Open ClipArt Vectors/

 


GALAMEDIA - Meski masih menjadi anggota TNI aktif, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa muncul dalam radar survei Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Lebih mencengangkan lagi, menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendro Priyono ini mampu mengalahkan salah satu jagoan PDI Perjuangan, Puan Maharani.

Hal tersebut terungkap dari hasil suveri Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) .

Dalam survei tersebut SMRC mengajukan 42 nama yang dipilih secara terbuka oleh responden untuk menjadi Presiden jika pemilihan dilakukan sekarang.

Salah satu nama yang dimunculkan yakni KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa. Andika menjadi sosok baru di panggung survei Capres.

Baca Juga: Kalah di Partai Terakhir, Indonesia Taklukkan Jerman 4-1 pada Laga Pertama Grup A Piala Uber Cup 2021

Survei yang melibatkan nama Andika Perkasa lebih kepada calon Panglima TNI pengganti Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Dalam model survei semi terbuka dengan daftar 42 nama, Andika Perkasa mendapat dukungan 0,7 persen dari responden.

Nilai tersebut sama yang didapat Menteri Keuangan Sri Mulyani, tapi masih diatas 0,1 persen dari Puan Maharani.

Namun dukungan responden terhadap Andika masih di atas nama-nama besar. Semisal Luhut Binsar Panjaitan yang mendapat 0,4 persen pemilih.

Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang mendapat 0,3 persen pemilih. Ketum PAN Zulkifli Hasan 0,1 persen, Ketum PPP Suharso Monoarfa dan Moeldoko yang mendapat 0,0 pemilih.

Kemudian dalam survei tertutup dengan 15 nama capres, nama Andika masih mendapat kenaikan dukungan menjadi 1,0 persen.

Baca Juga: Jenderal TNI AD Pembela Rakyat dan Babinsa Akhirnya Dicopot Jabatannya Gegara Surati Kapolri

Angka tersebut masih di atas Kepala BIN Budi Gunawan 0,6 dan Airlangga Hartarto 0,5. Namun Andka kalah sama Sri Mulyani yang mendapat 1,5 persen dukungan.

Direktur Riset SMRC Deni Irvani menjelaskan selama ini ada sejumlah studi yang menunjukan kualitas calon presiden lebih penting daripada ikatan dengan partai politik.

Untuk itu jugalah survei ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan prefensi pemilih atas calon presiden maupun efek partai politik.

"Jadi dalam menentukan calon presiden, mana yang lebih penting. Di mata pemilih, arah dukungan partai atau kualitas personal capres?," ujarnya dalam rilis hasil survei tersebut.

Secara keseluruhan dalam survei ini nama yang paling kuat dipilih responden yakni Parabowo Subianto. Kemudian Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Dalam survei semi terbuka dengan daftar 42 nama, Prabowo mendapat dukungan 18,1 persen dari responden.

Tiga nama di bawah Prabowo yakni Ganjar dengan 15,8 persen, Anies 11,1 persen, dan Sandiaga Uno 4,8 persen.

Sementara, sisanya mendapat dukungan di bawah 4 persen dan jawaban belum tahu atau tidak menjawab dari responden sebesar 16,3 persen.

Kemudian dalam survei tertutup dengan 15 nama capres, nama Prabowo masih tetap unggul dengan mendapat dukungan 20,7 persen.

Baca Juga: Siti Fadia-Ribka Sugiarto Menang Mulus, Indonesia Unggul 4-0 Lawan Jerman di Penyisihan Grup A Piala Uber

Selanjutnya, menyusul Ganjar Pranowo dengan 19 persen, Anies Baswedan 14,3 persen, Sandiaga Uno 6,5 persen, Tri Rismaharini 4,6 persen dan AHY 4,5 persen. Sisanya mendapat dukungan di bawah 4 persen.

Dalam survei tertutup dengan tiga nama yang dipilih sebagai presiden, Prabowo Subianto tetap mengungguli Ganjar dan Anies.

Prabowo mendapat dukungan 30,8 persen, disusul Ganjar Pranowo 29,3 persen, dan Anies Baswedan 25 persen. Sedangkan responden yang belum tahu atau tidak menjawab sebesar 14,8 persen.

"Dibanding hasil survei Mei 2021, dukungan untuk Ganjar menguat dari 25,5 persen menjadi 29,3 persen, Anies sedikit naik dari 23,5 persen menjadi 25 persen, sedangkan Prabowo cenderung melemah dari 34,1 persen menjadi 30,8 persen," ujar Deni.

Survei SMRC ini dilakukan pada 15 - 21 September 2021 melalui tatap muka atau wawancara langsung.

Baca Juga: Masuk Pandora Papers, Harusnya Luhut Disidik Bukan Diberi Jabatan Baru: Indonesia Memang Istimewa  

Terdapat 981 responden yang valid terpilih secara acak atau metode multistage random sampling dari seluruh populasi Indonesia yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah.

Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x