"Seringkali membingungkan, mengecewakan, meruntuhkan marwah dan wibawa jam'íyyah serta berdampak pada stigma negatif di kalangan masyarakat terhadap institusi NU," sebutnya.
"Yang pada akhirnya menyakiti hati umat Islam dan serta berimplikasi terhadap rapuhnya ukhuwah islamiyah," sambungnya.
Kemudian, lanjut dia, PBNU mengalami disorientasi gerakan hingga lebih ingin menguasai umat dan bukan melayani umat.
"Hal itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai khittah NU," tegasnya.
Selanjutnya, kata dia, NU terjebak dalam arus pragmatis dan materialisme. Padahal Khittah NU itu adalah telah final yakni hanya berorientasi pada pencapaian ridho Allah SWT.
"Kondisi itu pun menimbulkan disharmoni dan disintegrasi di internal NU," ungkapnya.
Menyinggung calon kuat yang bakal maju menjadi Caketum PBNU diantaranya disebutkan, Muhaimin Iskandar, Yahya Staquf, KH Said Aqil Siradj.
Ia menilai, ketiga Caketum PBNU itu mempunyai kekuatan dari sisi finasial, kekuasaan dan jabatan.
Namun belum memenuhi atau setidaknya memiliki konsep yang jelas untuk menata arah NU agar kembali ke khittahnya.