"Kian menunjukkan betapa buruknya perencanaan pemerintah saat merancang proyek kereta cepat yg sejak awal menuai masalah ini," sambungnya.
Untuk diketahui, sebelum akhirnya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung digarap China, Jepang pernah menjadi calon dalam proyek tersebut.
Dicuitkan Said Didu sebelumnya, rencana pembangunan Jepang yang diperkirakan menghabiskan 6 miliar dolar AS.
Sedangkan saat itu China menawarkan biaya pengerjaan hanya sekitar 5 miliar dolar AS sehingga Indonesia menerima tawaran itu karena beranggapan lebih murah.
"Study Jepang perkirakan biaya sktr $ 6 milyar ditolak krn tawaran China saat itu sktr $ 5 milyar. Skrg melonjak menjadi $ 8,6 milyar," cuit Said Didu, 10 Oktober 2021.***