Dinilai Tak Berani Kritik Amien Rais, Faisal Basri: Buang-buang Tenaga Saja, Tak Ada Urgensinya!

- 1 November 2021, 20:34 WIB
Ekonom senior Faisal Basri
Ekonom senior Faisal Basri /ANTARA/Wahyu Putro

GALAMEDIA – Ekonom Senior, Faisal Basri menjawab dengan tegas anggapan yang menyebut dirinya tak berani untuk mengkritik berbagai manuver politik dari Amien Rais.

Faisal Basri menyatakan bahwa tugas utamanya sebagai pengamat adalah memastikan yang berkuasa menjalankan pemerintahan dengan benar.

Selama ini, Faisal mengaku hanya mengkritik pejabat publik yang mengelola pemerintahan agar menjalankan fungsi dengan baik.

Oleh karena itu, Amien Rais tidak masuk dalam hitungannya.

“Kalau Pak Amien Rais tak masuk hitungan, buat apa mengkritik dia,” ujarnya pada wartawan, Senin, 1 November 2021.

“Apa urgensinya buat bangsa ini, buang-buang tenaga saja,” imbuhnya.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Pelajar Sudah Mencapai 94 Persen

Sebagai informasi, Faisal adalah orang pertama yang dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN di bawah kendali Amien Rais.

Pria bernama asli Faisal Batubara ini mengungkapkan sejumlah pendiri PAN beberapa tahun lalu sempat berkumpul untuk membuat surat terbuka, mengkritik Amien Rais dalam cara mengelola partai.

Namun dia tegas menolak ikut serta, sebab menilai langkah semacam itu tak akan memberikan efek kebaikan bagi bangsa dan negara ini.

Kendati demikian, Akademisi di Universitas Indonesia (UI) ini memprediksi Partai Ummat yang baru dibentuk Amien untuk ikut serta dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, tak akan besar.

Pasalnya, segmen masyarakat pemilih yang dibidiknya adalah mereka yang sebelumnya menjadi basis massa PAN, yakni Muhammadiyah.

Demikian juga, kata Faisal, langkah Anis Matta dan Fahri Hamzah yang mendirikan Partai Gelora, basis massanya adalah mereka yang sebelumnya pemilih PKS.

“Sejarah menunjukkan partai sempalan itu tak akan pernah besar. Sebab, membangun partai itu idealnya tidak dilandasi oleh kekecewaan atau kebencian,” jelasnya.

Baca Juga: Masjid dan Sekolah Agama di Yaman Jadi Sasaran Rudal Houthi, 29 Orang Meninggal Dunia

Lebih lanjut, Faisal menjelaskan bahwa sejumlah tokoh mendirikan partai politik hanya untuk mendapatkan suara.

Sehingga anak, cucu, bahkan menantu bisa menjadi anggota DPR ataupun dilirik masuk lingkaran pemerintahan, seperti menjadii seorang menteri. ***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x