Sebut MBS Psikopat, Eks Intel Saudi Klaim Miliki Bukti Rencana Pembunuhan Raja Abdullah dengan Cincin Beracun

- 2 November 2021, 10:06 WIB
Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS).
Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS). /Tangkapan layar Instagram.com/@djumani7

GALAMEDIA - Mantan pejabat intelijen Saudi menuding penguasa kerajaan saat ini, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) berencana membunuh mantan Raja Abdullah dengan cincin beracun dari Rusia.

Dikutip Galamedia dari DailyMail pekan ini, Saad Aljabri, pejabat tinggi pemerintahan Arab Saudi mengklaim Putra Mahkota MBS seorang psikopat yang tak memiliki empati ataupun emosi.

Demikian terungkap dalam wawancara program CBS 60 Minutes. Ia juga mengaku memiliki bukti MBS berniat membunuh Raja Abdullah.

Baca Juga: Profil Sean Gelael, Pebalap Mobil yang Dapat Ucapan Ulang Tahun dari Anya Geraldine

Aljabri merupakan loyalis mantan penguasa kerajaan Mohammed bin Nayef (MBN) yang melarikan diri ke Kanada tahun 2017 ketika MBN digulingkan Putra Mahkota MBS.

Tudingan lain Aljabri terhadap MBS yang dianggap mengarsiteki pembunuhan mengerikan jurnalis terkemuka Saudi Jamal Khashoggi pada tahun 2018, yaitu mengirim regu pembunuh ke Kanada untuk menghabisinya.

Aljabri (62) memberikan keterangan pada 60 Minutes didampingi putranya, Khalid yang menceritakan dugaan penyiksaan terhadap menantu Aljabri dalam upaya untuk memaksanya kembali ke Kerajaan Saudi.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 bagi Guru di Cianjur Capai 98 Persen, Siswa 52 Persen, Wagub Tinjau PTM Terbatas

Turut bergabung mantan direktur CIA Michael Morell yang menggambarkan Aljabri sebagai 'sangat cerdas' dan 'sangat setia kepada negara'.

Sementara itu, Aljabri dituduh melakukan kejahatan keuangan dan digugat sejumlah perusahaan Saudi. Mereka mengklaim Aljabri menggelapkan lebih dari $3 miliar saat bekerja untuk MBN.

Aljabri langsung melancarkan tuduhan terhadap Putra Mahkota MBS saat wawancara dimulai.

"Saya di sini untuk memberikan peringatan tentang seorang psikopat, pembunuh di Timur Tengah dengan sumber daya tak terbatas, yang menjadi ancaman bagi rakyatnya, juga Amerika dan planet ini," ujarnya.

Baca Juga: IKM Sumbang 21,47 Persen Output Industri Nasional, Kemenperin Gencar Vaksinasi Covid-19 bagi Pelaku IKM

Dia kemudian menuduh MBS melakukan banyak kekejaman dan kejahatan dan mengatakan memiliki bukti Putra Mahkota menyatakan keinginannya menggunakan 'cincin beracun' untuk membunuh Raja Abdullah di awal tahun 2014.

Aljabri mengutip ucapan MBS kala itu, “Saya ingin membunuh Raja Abdullah. Saya telah mendapatkan cincin beracun dari Rusia. Cukup berjabat tangan dengannya dan dia akan tamat.”

Mengaku realistis Aljabri menyebut dirinya mungkin saja berakhir dengan eksekusi.

“Aku mungkin akan dibunuh suatu hari karena (MBS) tidak akan tenang sampai dia melihatku mati,” kata Aljabri, yang mengklaim memiliki dua rekaman percakapan dan menyembunyikannya dalam kotak penyimpanan yang aman.

“MBS takut dengan informasi yang kumiliki,” katanya.

Baca Juga: Bertemu Joe Biden, Jokowi Janji Restorasi 600 Ribu Hektare Hutan Bakau dan Terbesar di Dunia

Pengadilan Saudi memenjarakan dua anak Aljabri, Sarah dan Omar, akhir tahun lalu atas tuduhan pencucian uang dan konspirasi untuk melarikan diri dari kerajaan.  Sebuah langkah yang dinilai banyak orang sebagai pembalasan atas dugaan kejahatan ayah mereka.

Menantu Aljabri juga ikut ipenjara dan menurut putra sulung Aljabri, Khalid, disiksa di tangan otoritas Saudi.

“Malam pertama diculik, dia menerima lebih dari seratus cambukan. Dia disiksa dipukuli punggung dankakinya," kata Khalid.

“Dia diberitahu bahwa dia ditahan dan disiksa sebagai wakil ayah mertuanya, ayah saya. Mereka bahkan mengajukan pertanyaan, siapa yang harus ditangkap dan disiksa agar Dr. Saad bisa kembali ke kerajaan.”

Baca Juga: Usai Pecat Nuno Espirito, Tottenham Dikabarkan Tengah Bernegosiasi dengan Antonio Conte

Itu terjadi setelah Aljabri mengajukan gugatan federal terhadap MBS, menuduh pihak kerajaan mencoba menjebak dan membunuhnya di Amerika dan Kanada.

Gugatan Aljabri menyebut tim pembunuh dikirim untuk menyasarnya di Kanada hanya dua minggu setelah regu yang sama membunuh Khashoggi pada Oktober 2018. Tapi upaya itu digagalkan pejabat keamanan perbatasan Kanada.

Sementara itu, mantan direktur CIA Michael Morell memuji Aljabri dan  mengatakan CIA merasa berkewajiban berpihak pada Saad Aljabri. Secara pribadi ia mengaku 'pengagum berat' mantan kepala mata-mata itu.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 2 November 2021: Kejahatan Hartawan dan Ibu Rosa Terungkap! Al Kecewa Berat

Morell melanjutkan Aljabri pantas mendapat ucapan terima kasih karena telah menyelamatkan nyawa warga Amerika dengan menggagalkan serangan teror dan berbagi informasi intelijen penting.

“Dr. Saad benar-benar menyelamatkan Amerika. Dia menyelamatkan nyawa orang Saudi, banyak dari mereka, dan dia menyelamatkan nyawa orang Amerika.”

Tahun 2010 misalnya, Al-Qaeda menyembunyikan bom dalam dua printer desktop yang disembunykan di kargo dua pesawat dengan tujuan Amerika. Kemungkinan bom akan diledakkan saat pesawat masih mengudara.

"Tapi berkat informasi intelijen Saad Aljabri, bom-bom itu dapat dicegah."

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x