PT Telkom Indonesia Tbk Gandeng Perum PFN Genjot Industri Digital dan Konten

- 12 November 2021, 19:34 WIB
Jemy V. Confido, Senior General Manager Telkom CorpU sekaligus Chairman ITDRI.
Jemy V. Confido, Senior General Manager Telkom CorpU sekaligus Chairman ITDRI. /Tangkapan layar./

Judith J. Dipodiputro, Dirut Perum PFN, mengatakan, perkembangan teknologi yang ada dan pertumbuhan konten yang terus naik telah membuat industri konten hampir menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia sekalipun belum sekuat pangan.

"Oleh karena itu kita perlu segera bergerak secara cepat untuk bisa menunggangi ombak yang terus bergerak dan membesar. Dengan kerjasama Perum PFN dan PT Telkom melalui ITMLI dan ITDRI turut berkontribusi dan berkomitmen untuk
mempersiapkan SDM Indonesia menjadi professional dengan sertifikasi dan kompetensi yang diakui dan dapat diterima di berbagai belahan dunia," katanya.

Menurut dia, hal tersebut juga sejalan visi transformasi Perum PFN untuk menjadi perusahan umum milik negara yang bergerak dalam pembiayaan, produksi, dan perdagangan Hak Kekayaan Intelektual dalam bentuk film dan konten untuk mengisi pasar domestik dan global.

Asisten Deputi Bidang Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Imam Bustomi mengatakan, sisi kreatif haruys dimulai dari diri sendiri.

"Siapapun berhak menjadi master, dan seorang master harus
menghasilkan masterpiece. Dan digital transformation ini harus dimulai dari kreativitas individunya, bukan selalu dari teknologinya," katanya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ngaku Kerap Dipuji Luar Negeri, Rizal Ramli: Ini Kan Ekspor PHP, Entar Juga Kapok

Menurut Imam, guna meraih potensi bisnis pasar digital, konten, dan media yang demikian gemuk tadi, cara lama hrs ditinggalkan. Seperti harus aktif menjadi produsen, merubah pola pikir menjadi digital mindset, mengkreasi produk yang lebih cepat lebih baik, harus mau cepat belajar, serta harus selalu relevan dengan kondisi masyarakat.

Baik Raditya Dika maupun Kienan Pierce, keduanya memberikan paparan presentasi menarik dan membuka sisi kreativitas ratusan audiens pada siang tersebut. Terutama terkait kemampuan menyajikan konten secara atraktif, sekalipun orang menilai hal tersebut sulit dilakukan.

"Saya contohkan satu saluran di Youtube yang subscribernya hampir 5 juta, itu kerjaannya hanya review semua jenis sikat gigi. Kurang bagaiman sempit itu, tapi karena disajikan menarik, malah banyak yang menunggu videonya. Jadi, ini tentang bagaimana menyajikannya bukan apa yang disajikan," katanya.***

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x