Potensi Sektor Pangan Indonesia Tinggi, Goopo.id Targetkan Serap Dana Masyarakat Rp10 Miliar

- 27 November 2021, 15:55 WIB
CEO Goopo Inovasi Indonesia, Arya Wicaksana mengatakan bahwa pihaknya membuka konsep ternak sapi secara digital, sehingga memudahkan siapa saja untuk beternak sapi walau tidak memiliki lahan atau pakan, maupun pengetahuan dalam ternak sapi.
CEO Goopo Inovasi Indonesia, Arya Wicaksana mengatakan bahwa pihaknya membuka konsep ternak sapi secara digital, sehingga memudahkan siapa saja untuk beternak sapi walau tidak memiliki lahan atau pakan, maupun pengetahuan dalam ternak sapi. /Rio Ryzki Batee/Galamedia/

GALAMEDIA - Ketahanan pangan kini menjadi hal yang terus digaungkan oleh pemerintah, karena meski kaya akan sumber daya alam namun impor pangan masih banyak ke Indonesia.

Dengan demikian, potensi di sektor pangan cukup besar bagi masyarakat Indonesia sendiri.

Platform urban farming digital, Goopo.id menargetkan dalam enam bulan kedepan dapat terserap dana dari masyarakat hingga Rp10 miliar, dalam investasi di sektor peternakan sapi. Mengingat kebutuhan akan daging sapi di Indonesia yang masih tinggi.

CEO Goopo Inovasi Indonesia, Arya Wicaksana mengatakan bahwa pihaknya membuka konsep ternak sapi secara digital, sehingga memudahkan siapa saja untuk beternak sapi walau tidak memiliki lahan atau pakan, maupun pengetahuan dalam ternak sapi.

"Jadi memudahkan siapa saja yang ingin beternak sapi, tanpa perlu memiliki lahan atau bingung bagaimana pakannya. Semua bisa dilakukan pada platform web atau mobile apps. Enam bulan kedepan kita targetkan menyerap dana dari masyarakat sebesar Rp 10 Miliar," ungkapnya pada peluncuran Goopo.id di Kota Bandung, Sabtu, 27 November 2021. 

Baca Juga: Kali Kedua Perankan Pelakor, Anya Geraldine Buat Penonton Serial Layangan Putus 'Naik Darah': Meresahkan!

Menurutnya dengan melalui platform digital tersebut, maka sapi yang diternakan bisa dipantau secara online dalam 24 jam dengan teknologi based on IOT (Internet Of Things).

Lebih jauh, dengan dukungan dari perbankan dan asuransi, maka ekosistem peternakan sistem yang dikembangkan oleh platformnya diklaim lebih aman dan menguntungkan.

"Ketika ada sapi yang sakit, mati atau kehilangan dicover oleh asuransi, ditambah dukungan perbankan," ujarnya.

Dikatakannya konsep yang dilakukan oleh pihaknya yakni penggemukan, dimana imbal hasil bagi yang berinvestasi berasal dari berapa kilogram penggemukan sapi dalam 100 hari.

"Pada awalnya sapi dengan berat 300 kilogram, kemudian setelah 100 hari menjadi 400 kilogram. Dari penggemukan tersebut, yang menjadi return atau imbal hasil yang menarik bagi konsumen yang beternak melalui platform kami," terangnya.

Arya menjelaskan bahwa metode peternakan sapi yang dilakukan yakni koloni, yakni sapi-sapi dikumpulkan dalam satu tempat dan dimonitoring secara langsung. Mulai dari lahan, pakan, tempat dan lain sebagainya.

Baca Juga: Sempat Hilang, Fadli Zon Akhirnya Ungkap Tempat 'Persembunyiannya'

Diakuinya banyak keluhan masyarakat ketika menitipkan ternaknya, kemudian mati atau hilang namun tidak ada kejelasan. Maka dengan monotoring langsung dalam satu koloni, lebih memudahkan dan transparan.

Saat ini, pihaknya memiliki dua peternakan atau farm yakni di daerah Jatinangor dengan kapasitas 1200 ekor dan Cikalong Wetan berkapasitas 1500 ekor. Sehingga total yang dapat ditampung oleh pihaknya yakni, 2700 ekor sapi.

Kendati demikian, sapi yang ditersedia untuk diternakan akan dilakukan secara bertahap yakni 100 ekor setiap bulannya. Dengan demikian, manajemen peternakan sapi menjadi lebih teratur dan terawasi.

"Paketnya bervariasi tapi tidak lebih dari Rp 22 juta. Sapinya sendiri kita impor dari Australia untuk digemukan di peternakan kita," katanya.

Disinggung terkait kendala, lanjutnya, yakni fluktuatif harga yang ada di pasaran karena merupakan hewan hidup produktif. Seperti contohnya dengan musim hujan saat ini, dimana biaya transportasi pengiriman sapi yang mengalami kenaikan.

"Tapi untuk harga pokok yang diawal diinvestasikan itu aman, tapi fluktuatif di harga penggemukannya, mengikuti dari harga kondisi pasar," tambahnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x