P2TP2A Garut Lakukan Pendampingan, 11 Santriwati Korban Guru Cabul di Pesantren di Bandung Berasal dari Garut

- 9 Desember 2021, 20:54 WIB
-Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Diah Kurniasari, memverikan keterangan kepada wartawan di Kantor P2TP2A Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis 9 Desember 2021 malam.
-Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Diah Kurniasari, memverikan keterangan kepada wartawan di Kantor P2TP2A Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis 9 Desember 2021 malam. /Agus Somantri/Galamedia/

Baca Juga: 44 Eks Pegawai KPK Jadi ASN Polri, Fahri Hamzah: Jangan Lagi Terlalu Melihat ke Belakang

Diah menuturkan, selang beberapa hari kemudian, para santriwati asal Garut yang menjadi korban guru cabul tersebut akhirnya berhasil diambil dari pondok pesantren oleh penyidik Polda Jabar dan dibawa ke rumah aman P2TP2A Garut dan dipertemukan dengan orangtua mereka. Selanjutnya, tambah Diah, para orangtua dan anak diberi dampingan psikolog agar kuat menghadapi permasalahan yang menimpa.

"Pendampingan psikolog dilakukan secara berkelanjutan, sementara tim penyidik Polda Jabar mulai melengkapi berkas perkara dengan memeriksa para korban di rumah aman P2TP2A yang prosesnya selama beberapa hari hingga P2TP2A pun memfasilitasi proses visum dan pemeriksaan darah untuk melengkapi berkas pemeriksaan," katanya.

Setelah berkas pemeriksaan dirasa cukup, menurut Diah, tim pemyidik Polda Jabar kemudian melakukan penangkapan terhadap pelaku.

Setelah pelaku diamankan, P2TP2A Garut fokus melakukan pendampingan terhadap para korban yang semuanya telah berhasil dibawa keluar dari pesantren tersebut dan dibawa ke Garut bersam orang tuanya agar kuat menghadapi kasus lewat terapi-terapi psikolog.

"Upaya-upaya reintegrasi korban untuk kembali ke lingkungannya pun dilakukan dengan pendekatan ke aparat pemerintahan desa dan tokoh masyarakat hingga para korban akhirnya bisa kembali ke rumahnya," katanya.

Baca Juga: 44 Eks Pegawai KPK Jadi ASN Polri, Firli Bahuri Curhat ke Presiden Jokowi Kekurangan Pegawai

Diah menyebutkan, hingga saat ini upaya pendampingan masih terus berjalan berupa pendampingan korban dalam menghadapi persidangan, hingga pendampingan kesehatan, mengingat ada korban yang masih menunggu proses melahirkan setelah sebelumnya, satu orang korban juga telah melahirkan dengam fasilitasi P2TP2A Garut.

Selain pendampingan kesehatan, menurut Diah, P2TP2A juga melakukan pendampingan agar para korban yamg masih usia sekolah bisa kembali sekolah hingga ada yang melanjutkan kuliah. Ia juga memastikan, meski para korban telah kembali ke rumahnya masing-masing dan tinggal bersama orangtuanya, namun pemantauan para korban terus dilalukan lewat komunikasi dengan orangtua korban dan korban.

"Sampai saat ini, P2TP2A Garut masih terus melakukan komunikasi dengan para orangtua korban dan korban, mengingat tiap kali persidangan yang memerlukan kehadiran korban, P2TP2A memfasilitasi keberangkatan para korban sambil memantau perkembangan para korban," ucapnya.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x