Diah menuturkan, di masa-masa awal kasus ini terungkap, anak menghadapi tekanan berat hingga muncul trauma. Namun, tim psikologi P2TP2A Garut melakukan terapi psikologi hingga saat ini para korban sudah mulai bisa kembali ke masyarakat.
Diah pun berharap, para pihak bisa tetap menjaga identitas anak-anak yang menjadi korban agar terhindar dari stigma di masyarakat. Pihaknya khawatir, dengan ramainya pemberitaan kasus ini sekarang malah akan membuat kondisi psikologis anak tertekan dan hilang kepercayaan diri, apalagi jika sampai identitasnya terungkap.
"P2TP2A Garut, terus berkomitmen melakukan pendampingan bagi para lorban agar mereka bisa bangkit dan kembali menata masa depannya. Kami berharap, para pihak juga dapat berperan serta melakukan upaya perlndungan bagi para korban, minimal dengan tidak membuka identitas korban," katanya.***