“Ketika orang lagi berduka, baliho dipasang gede-gede tuh, seolah-olah ikut berduka. Itu berduka itu jangan pasang baliho, itu gak sopan,” sambungnya.
Ahli filsuf ini kemudian mengusulkan agar lebih baik Puan menyapa korban di sana, tanpa memasang-masang baliho.
Baca Juga: Menjelang Hari Natal dan Tahun Baru, FKUB Jabar Imbau Masyarakat Jaga Kondusifitas
“Ini saja kan, sapa baik-baik gak usah tambah macam-macam,” jelasnya.
Kendati demikian, Rocky mengatakan bahwa itu urusan PDIP. Bahkan dia mengaku senang bila baliho Puan malah dikritik sejumlah pihak.
“Tapi ya itu urusan mereka (PDIP) lah. Saya juga justru bergembira saja kalau di-bully, karena saya ingin semua baliho itu di-bully sebetulnya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, salah satu pendiri Setara Institute ini menegaskan bahwa hal yang hendak dia terangkan adalah etika dari pemasangan baliho.
“Sebetulnya yang kita mau terangkan adalah etika dari pemasangan baliho itu. Itu namanya gak ada konsep,” ucap Rocky.
“Jadi sebetulnya, Ibu Puan harusnya ada tim evaluasi supaya terlihat bahwa ada yang jujur di dalam baliho,” lanjutnya.