Prabowo Subianto Sebut Hadirnya Vaksin Nusantara Jadi Titik Terang, Berbeda Sama Menkes Budi Gunadi?

- 12 Januari 2022, 20:25 WIB
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. //Instagram/@prabowo

 
GALAMEDIA - Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengungkapkan pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto soal Vaksin Nusantara.

Prabowo, lanjut dia, menyebut Vaksin Nusantara bisa menjadi titik terang dari lorong panjang melawan pandemi Covid-19.

Hal itu diutarakan pada buku 'Mengenal Serta Membuat Vaksin Nusantara'.

Terawan mengungkapkan Prabowo mengatakan bahwa vaksin ini salah satu bentuk pertahanan negara, khususnya di bidang kesehatan dalam menghadapi perang biologis melawan Covid-19 dan memberikan dukungan terhadap karya anak bangsa.

“Hadirnya Vaksin Nusantara dapat menjadi titik terang dari lorong panjang melawan pandemi bagi dunia, terkhusus Indonesia," kata Terawan dalam orasi ilmiah di acara pengukuhan gelar Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan Bidang Kedokteran Militer dari Universitas Pertahanan, Rabu, 12 Januari 2022.

Terawan mengatakan bahwa kejadian tak diinginkan (KTD) dalam Vaksin Nusantara yang digagasnya berpersentase kecil.

Baca Juga: Cara Menambah Berat Badan, Susah Gemuk? Jangan Lakukan Hal Ini!

Bahkan, efek yang ditimbulkan pun hanya sebatas nyeri di bagian tubuh yang terinfeksi.

"Uji klinis fase 1 dan 2 Vaksin Nusantara, menunjukkan hasil tubuh dapat mentolerir material vaksin dengan baik tanpa terjadi reaksi penolakan terhadap benda asing," ujar Terawan.

Disebutkan, KTD yang ditimbulkan hanya bersifat sementara. Menurut dia, hal itu dapat hilang tanpa dilakukan pengobatan.

"Penelitian-penelitian yang menggunakan metode serupa menunjukkan toxicivity yang sangat kecil. Kejadian tidak diinginkan atau KTD hanya terbatas pada reaksi lokal dan sistemik ringan," bebernya.

Penginisiasian Vaksin Nusantara, lanjut dia, hanya salah satu upaya untuk melawan pandemi Covid-19. Vaksin ini berbasis sel dendritik autolog yang merupakan komponen dari sel darah putih.

Baca Juga: Pesan dr. Nadia Alaydrus: Jangan Minum Obat Bersamaan dengan Pisang, Bisa Sebabkan Penyempitan Pembuluh Darah

"Vaksin berbasis sel dendritik adalah salah satu metode yang tergolong baru dikembangkan. Vaksin Nusantara dibuat dari sel yang berasal dari tubuh sendiri atau autolog, sehingga efek sampingnya itu minimal," jelasnya.

Sementara itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengatakan Vaksin Nusantara saat ini sudah diizinkan untuk dipakai di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.

Hal itu diungkapkannya saat berbincang-bincang dengan Deddy Corbuzier pada tayangan video YouTube di kanalnya dikutip Selasa, 28 Desember 2021.

Namun, lanjut dia, Vaksin Nusantara dipakai bukan sebagai vaksinasi tapi sebagai layanan rumah sakit.

"Karena dia kan mengambil darah dari seseorang, masukan seperti virusnya, sehingga darahnya mengeluarkan antibodi spesifik kepada yang bersangkutan, kemudian disuntikan kembali kepada yang bersangkutan," ujarnya.

Ia menyatakan, layanan Vaksin Nusantara tersebut mirip seperti Stem Cell.

Baca Juga: Update Covid-19 di Kota Bandung Naik Menjadi 19 Kasus, Berikut Data Terbaru Sebaran Kasus per Kecamatan

Menkes mencontohkan ketika Deddy Corbuzier ingin memiliki rambut lebat maka rambutnya diambil terlebih dulu untuk mendapatkan penanganan. Kemudian rambut tersebut ditanamkan kembali.

"Jadi engga bisa untuk massal. Karena individual. Jadi vaksinasi massal, enggak mungkin bisa," ujarnya.

Meski begitu, ia tetap mempersilahkan bagi pihak-pihak tertentu yang ingin menggunakan Vaksin Nusantara tersebut.

"Kalau ada orang percaya, dan ingin itu, corcern-nya dia, ya terserah. Ya silahkan. Makanya hanya disediakan di rumah sakit," katanya.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid menyampaikan bahwa vaksin Nusantara dapat diakses oleh masyarakat dalam bentuk pelayanan berbasis penelitian secara terbatas.

Penelitian tersebut berdasarkan nota kesepahaman atau MoU antara Kementerian Kesehatan bersama dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dan TNI Angkatan Darat pada April lalu terkait dengan ‘Penelitian Berbasis Pelayanan Menggunakan Sel Dendritik untuk Meningkatkan Imunitas Terhadap Virus SARS-CoV-2’.

Baca Juga: Lagi! Muncul Petisi untuk Snowdrop yang Dibintangi Jisoo, Kali Ini dari Profesor dan Sarjana Studi Korea

“Masyarakat yang menginginkan vaksin Nusantara atas keinginan pribadi nantinya akan diberikan penjelasan terkait manfaat hingga efek sampingnya oleh pihak peneliti. Kemudian, jika pasien tersebut setuju, maka vaksin Nusantara baru dapat diberikan atas persetujuan pasien tersebut,” ujar dr. Nadia.

Selain itu, dr. Nadia juga menegaskan bahwa vaksin Nusantara tidak dapat dikomersialkan lantaran autologus atau bersifat individual.

“Sel dendritik bersifat autologus artinya dari materi yang digunakan dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri, sehingga tidak bisa digunakan untuk orang lain. Jadi, produknya hanya bisa dipergunakan untuk diri pasien sendiri,” tambah dr. Nadia.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x