Network
GALAMEDIA – Kebohongan dua santriwati yang mengaku korban penculikan serta pemerkosaan berhasil diungkap petugas Unit Pelayanan dan Anak Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Banyumas, Jawa Tengah.
Hal itu dikatakan Komisaris Besar polisi Edy Suranta Sitepu yang didampingi kepala Satreskrim Komisaris Polisi Berry. Terungkapnya kasus tersebut bermula dari pengaduan keluarga ke polsek Wangon.
"Dua santriwati tersebut berinisial H (14) dan R (14). Terungkapnya kasus itu berawal dari pengaduan keluarga mereka ke Polsek Wangon," katanya dikutip dari Antaranews, Rabu 26 Januari 2022.
Baca Juga: Ajukan Banding, Greta Irene Buat Petisi: Keadilan untuk Laura Berikan Gaga Hukuman Berat!
"Atas dasar pengaduan itu, kami langsung melakukan penyelidikan," lanjutnya.
Kepala Satreskrim Komisaris Polisi Berry kemudian mengatakan setelah mendalami pengakuan kedua santriwati itu , H dan R inisialnya mengaku bahwa mereka bukan korban penculikan namun kabur dari pesantren dengan alasan tidak betah.
"Mereka yang menjadi santriwati sejak bulan Juli 2021 itu mengaku tidak betah di pesantren, sehingga kabur dari pintu belakang pesantren pada hari Kamis (20/1), pukul 10.00 WIB. Selanjutnya mereka naik bus menuju Wangon," katanya.
Baca Juga: Revisi Peraturan Kepala BPOM untuk Lindungi Masa Depan Anak Indonesia
Kemudian ia lanjut mengatakan bahwa kabar tersebut dipastikan bohong. Kinin kedua santriwati tersebut masih bersama orangtua dan keluarga. Konseling dan pemeriksaan oleh psikolog UPTD PPA kabupaten Banyumas rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Saat ini, dua santriwati tersebut masih bersama orangtua atau keluarga. Rencananya dalam waktu dekat akan dilakukan konseling dan pemeriksaan psikologi oleh psikolog dari UPTD PPA (Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak) Kabupaten Banyumas," tutupnya.***
