Network
GALAMEDIA - Pada 24 Februari 2022 Rusia meancarkan seranga ke Ukraina di empat kota besar.
Gejolak yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina membuat PBB melakukan rapat darurat.
Dilansir oleh Galamedia dari berbagai sumber, tercatat sudah ada 137 orang yang tewas akibat invasi Rusia ke Ukraina di hari pertama.
Baca Juga: Tom Holland Ternyata Doyan Nasi Goreng: Makanan Terenak di Dunia!
Tidak hanya korban jiwa, invasi ke Ukraina memengaruhi berbagai aspek kehidupan di dunia.
Terutama dalam aspek ekonomi di mana harga minyak meningkat menjadi 120 US dollar per barel.
Hal tersebut dikarenakan Rusia termasuk negara penyokong minyak terbesar kedua setelah Amerika Serikat.
Baca Juga: Demi Syuting Film, Sutradara AS Rela Terbang ke Ukraina di Tengah Gempuran Rusia
Saat Rusia melakukan invasi ke Ukraina kegiatan ekspor minyak pun tidak stabil yang berujung berkurangnya ekspor minyak dan harga minyak pun melonjak.
Tidak hanya harga minyak yang melonjak di dunia, ancaman inflasi pun menjadi dampak dari perang antara Rusia dengan Ukraina.
Memanasnya Rusia dengan Ukraina memicu peluang terjadinya inflasi di berbagai negara.
Inflasi terjadi karena melonjaknya harga minyak sehingga beban biaya yang ditanggung konsumen pun kian besar.
Baca Juga: Fokus Pembangunan Jaringan, XL Axiata Hadirkan Pengalaman Pelanggan yang Lebih Baik
Tidak hanya itu harga komoditas lainnya seperti alumunium, logam dan lain-lain pun meningkat pesat.
Lalu, laju pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat, pertumbuhan ekonomi yang baru saja pulih akibat dilanda Covid-19 harus melambat kembali karena terjadinya peperangan antara Rusia dengan Ukraina.
Harga pasar saham pun akan tidak stabil hingga para investor mengurungkan niat untuk melakukan transaksi di pasar saham.***
