Curi Kesempatan di Tengah Perang Rusia - Ukraina, Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik Ke-9 ke Laut Jepang

- 6 Maret 2022, 11:34 WIB
Ilustrasi rudal jarak jauh.
Ilustrasi rudal jarak jauh. /Pixabay/ SpaceX-Imagery

GALAMEDIA - Akhir pekan kemarin Korea Utara menembakkan rudal balistik ke Laut Timur.

Pihak militer Korea Selatan menyebut langkah Kim Jong-un ini memperpanjang rentetan uji coba senjata Pyongyang tahun ini di tengah buntunya negosiasi nuklir dengan Amerika Serikat.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan rudal  ditembakkan 168 mil ke arah timur di ketinggian maksimum 348 mil sebelum mendarat di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang.

Baca Juga: Ketua Umum PBNU Doakan Airlangga Hartanto Naik Kelas: Jadi Atasan Para Menteri, Insya Allah

Dikutip dari DailyMail, Minggu 6 Februari 2022, dikatakan pejabat intelijen AS dan Korea Selatan, peluncuran terbaru rudal Korut itu tengah dianalisis dengan cermat.

Peluncuran kali ini merupakan uji coba senjata yang kesembilan Korea Utara tahun 2022 di tengah jeda upaya diplomasi untuk meningkatkan kemampuan militernya sekaligus menekan Biden untuk mendapatkan konsesi.

Rincian rudal Sabtu ini sama dengan analisis militer Jepang dan mirip dengan peluncuran Korea Utara sebelumnya pada hari Minggu yang juga dilakukan dari daerah Sunan dekat Pyongyang.

Baca Juga: Ini Nih! Bos Anyar Twitter Parag Agrawal Izinkan Semua WFH Selama-lamanya: Bebas..

Media pemerintah Korea Utara mengatakan peluncuran dirancang untuk menguji sistem kamera yang rencananya akan dipasang pada satelit mata-mata yang sedang dikembangkan.

Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi mengatakan rudal terbaru kemungkinan mendarat di luar zona ekonomi eksklusif dan tidak ada laporan kerusakan kapal.

Komando Indo Pasifik AS mengatakan peluncuran itu tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap personel atau wilayah AS atau sekutunya.

Dikatakan Amerika Serikat meminta Korea Utara menahan diri dari destabilisasi lebih lanjut dan berkonsultasi dengan Korea Selatan dan Jepang serta sekutu dan mitra regional lainnya mengenai uji coba terakhir.

Baca Juga: Kudeta Putin Kian Menguat, Ini 5 Suksesor Terkuat Orang Nomor Satu Rusia

Penasihat keamanan nasional Korea Selatan Suh Hoon memimpin pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional di mana para anggota mengecam peluncuran Korea Utara yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Para pejabat meminta Korea Utara menahan diri dari tindakan apa pun yang bisa meningkatkan ketegangan di tengah krisis internasional invasi Rusia ke Ukraina dan saat ini pun Korea Selatan tengah menggelar pemilihan presiden.

Mereka juga sepakat untuk memperkut kerja sama dengan Amerika Serikat untuk menghadapi ancaman Korea Utara dan memantau lebih dekat fasilitas nuklir dan rudal rezim Kim Jong-un. Demikian laporan kantor kepresidenan Seoul.

Baca Juga: Wajah Awet Muda Tapi Tangan Keriput, Tampilan Asli Madonna Tanpa Filter Kembali Bikin Speechless

“Rudal ditembakkan tepat saat komunitas internasional berupaya meredakan invasi Rusia ke Ukraina dan bersamaan dengan ajang Paralimpiade Beijing. Ini benar-benar tidak dapat diterima,” kata Kishi kepada wartawan.

Peluncuran juga dilakukan saat warga Korea Selatan menunggu dalam antrean panjang di tempat pemungutan suara pada Sabtu pagi untuk berpartisipasi dalam pemungutan suara lebih awal menjelang pemilihan presiden Rabu depan.

Uji coba lain Korea Utara tahun ini termasuk rudal hipersonik yang sejak peluncuran pertamanya tahun 2017 diklaim sebagai rudal jarak menengah yang mampu mencapai Guam, pusat militer utama AS di Pasifik.

Baca Juga: Link Nonton Live Streaming MotoGP Qatar Malam Ini, Jorge Martin Start Terdepan

Analis mengatakan Korea Utara dapat meningkatkan kapasitas nuklirnya dalam beberapa bulan mendatang dan sangat mungkin melanjutkan uji coba senjata utama seperti rudal balistik antarbenua.

Ini dilakukan memanfaatkan perhatian  Washington yang kini disibukkan dengan invasi Rusia ke Ukraina dan persaingan regional dengan China.

"Tapi Korea Utara tidak hanya menguji rudal untuk mendapatkan perhatian internasional.

Prioritas Pyongyang saat ini adalah modernisasi militer dan politik domestik," tambah Easley.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x