GALAMEDIA – Politikus Teddy Gusnaidi menanggapi pernyataan Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun soal radikalisme.
Diketahui, Refly Harun menilai negara lebih takut dengan radikalisme ketimbang korupsi. Padahal, korupsi dinilai Refly lebih mengkhawatirkan.
Namun penilaian Refly justru berbeda dengan Teddy Gusnaidi. Teddy mengatakan radikalisme jelas lebih berbahaya dari korupsi.
Sebab, radikalisme bisa menghilangkan ideologi NKRI, sementara dengan adanya korupsi, ideologi NKRI tetap ada.
“Ngawur.. Radikalisme lebih berbahaya daripada korupsi. Kalau korupsi, Ideologi NKRI masih tetap ada. Tapi kalau Radikalisme, Ideologi NKRI bisa hilang,” ujarnya melalui akun Twitter pribadi @TeddyGus Selasa, 8 Maret 2022.
Sebagai contoh nyata, Teddy menyebut Afghanistan yang dikuasi oleh teroris Taliban.
“Setelah Ideologi negaranya dirampok, kekayaan pun dirampok. Lihatlah Afghanistan ketika dikuasai teroris Taliban... @ReflyHZ,” tandasnya.
Baca Juga: Ribuan Orang Antre Minyak Goreng, Nusron Wahid: Saatnya Menteri Perdagangan Tunjukan Taringnya
Sebelumnya, Refly turut menanggapi masuknya nama Ustadz Abdul Somad (UAS) dan Ustadz Felix Siauw ke dalam daftar penceramah terindikasi intoleran serta radikal.
Refly mengatakan pasti ustadz yang masuk ke dalam daftar itu adalah sosok yang kerap mengkritik pemerintah.
“Pastilah ini yang suka ngekritik pemerintah. Kalau ustadz yang tidak mengkritik pemerintah tidak radikal ya,” ujarnya melalui kanal Youtube Refly Harun Senin, 7 Maret 2022.
Terkait hal ini, Refly pun menilai negara lebih takut dengan radikalisme ketimbang korupsi.
Baca Juga: Tega! Seorang Ibu Berlaku Kasar kepada Anak Kecil yang Diduga Mencuri Uangnya
“Jadi saya katakan negara ini lebih takut dengan radikalisme ketimbang korupsi, karena dianggap radikalisme itu jauh lebih mengusik the establishment mungkin, dibandingkan orang yang korupsi,” ungkapnya.
“Padahal kita tahu justru korupsi yang lebih mengkhawatirkan ya,” sambungnya.
Advokat ini lalu menjabarkan ciri-ciri penceramah radikal menurut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
“Ada lima ya, yaitu satu anti Pancasila, pro Khilafah, dan menginginkan terbentuknya negara Islam,” terangnya.
Sejauh ini, Relfy mengaku tidak pernah melihat UAS, Ustadz Felix ataupun ustadz di daftar itu yang melakukan ciri kedua. ***