UAS dan Felix Siauw Masuk Daftar Penceramah Radikal, KSP: Pemerintah Tak Pernah Rilis Nama!

- 9 Maret 2022, 15:48 WIB
Pemerintah Bantah rilis nama daftar penceramah radikal/kolase foto tangkap layar Instagram/ @felix.siauw @ustadsabdulsomad_official/
Pemerintah Bantah rilis nama daftar penceramah radikal/kolase foto tangkap layar Instagram/ @felix.siauw @ustadsabdulsomad_official/ /

GALAMEDIA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Rumadi Ahmad, menyebut pernyataan Presiden Jokowi soal penceramah radikal tidak mengada-ngada.

Menurutnya, pernyataan Presiden Jokowi itu sangat jelas mengingat di Indonesia banyak bibit-bibit radikalisme.

"Pernyataan Presiden sangat jelas, tidak ada yang simpang siur, karena masalah radikalisme ini hal yang faktual, bukan mengada-ngada," kata Rumadi, dikutip Galamedia dari Antara, Rabu 9 Maret 2022.

Seperti diketahui, beberapa hari setelah pernyataan Presiden Jokowi tersebut, beredar 180 daftar penceramah radikal.

Dalam 180 daftar penceramah radikal tersebut terdapat nama-nama seperti Ustaz Abdul Somad (UAS) dan Ustaz Felix Siauw.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Berikan Wejangan, Menyusul Dua Crazy Rich jadi Tersangka Kasus Investasi Bodong

Rumadi Ahmad kemudian meminta masyarakat untuk tidak terpancing dengan beredarnya 180 daftar penceramah radikal tersebut.

Hal itu dikarenakan sumber yang merilis 180 daftar penceramah radikal tersebut tidak jelas.

Apalagi sampai saat ini pemerintah tidak pernah merilis nama-nama terkait daftar para penceramah radikal tersebut.

"Saya tidak tahu dari mana asalnya, yang jelas pemerintah tidak pernah menyebutkan soal nama," tegas Rumadi.

Baca Juga: Keren! Jakarta Resmikan 30 Bus Listrik, Anies Baswedan: Mengurangi Polusi Udara dan Kemacetan

Rumadi Ahmad lantas menyampaikan bahwa saat ini yang terpenting adalah bagaiamana masyarakat lebih hati-hati dalam mengundang penceramah.

Ia mengatakan bahwa saat ini bukan zamannya untuk memperdebatkan soal ciri atau nama-nama penceramah radikal.

"Apa yang disampaikan Presiden adalah pesan untuk semua kelompoka gar lebih hati-hati dalam mengundang penceramah. Bukan memperdebatkan soal ciri atau nama," pungkasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x