Dalam sudut pandang lain, selama harga MGS curah ini masih di atas HET, sebenarnya BLT tersebut lebih dinikmati oleh pengusaha MGS ketimbang rakyat kecil. Karena dalam praktiknya, selisih antara harga jual dengan HET MGS tersebut langsung ditutup oleh dana BLT tersebut.
Baca Juga: Ini Tanggapan Yana Mulyana Terkait Surat Kemendagri Terkait Wali Kota Bandung Definitif
Menurutnya, uang yang diterima rakyat kecil dari BLT ini sebenarnya cuma “numpang lewat” saja. Untuk selanjutnya uang tersebut masuk ke kantong pengusaha MGS.
"Jadi sebenarnya pengusaha MGS ini mendapat dobel subsidi. Satu subsidi di hulu, melalui dana BPDPKS (badan pengelola dana perkebusan kelapa sawit) dan satu lagi subsidi di hilir, melalui dana BLT," terangnya.
Oleh karenanya Mulyanto mendesak, agar Menteri Perindustrian serius menyelesaikan tata niaga MGS curah ini agar harganya segera mencapai HET. Serta tidak mengandalkan pendekatan BLT yang bersifat jangka pendek dan tidak seberapa.
Baca Juga: Materi Ceramah Kultum Jelang Berbuka Puasa: Tentang Ramadhan
“Pemerintah secara struktural harus mampu mengendalikan harga MGS curah ini. Jangan kalah dan dipermainkan oleh pengusaha nakal,” tegasnya.
Untuk diketahui, Pemerintah berencana menyalurkan BLT (bantuan langsung tunai) sebesar Rp. 300 ribu per orang kepada 20,5 juta keluarga penerima
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH), termasuk pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan makanan gorengan.