Orang Terkaya Ukraina Rinat Akhmetov Bersumpah Bangun Kembali Mariupol yang Hancur oleh Rusia

- 18 April 2022, 15:00 WIB
GalamediaNews
GalamediaNews /

GALAMEDIA - Orang terkaya Ukraina Rinat Akhmetov berjanji untuk membantu membangun kembali Kota Mariupol yang terkepung pasukan Rusia.

Mariupol menjadi kota yang sangat dekat di hatinya. Di kota ini Rinat Akhmetov memiliki dua pabrik baja besar yang dalam beberapa pekan terakhir menjadi pusat pertempuran sengit antara tentaraUkraina dengan pasukan Rusia.

Baca Juga: Akan Diperiksa Hari Ini Terkait Binary Option Binomo, Akankah Vanessa Khong dan Ayahnya Datang ke Bareskrim

Rinat Akhmetov yang menyaksikan kerajaan bisnisnya hancur oleh delapan tahun pertempuran di timur Ukraina tetap bertahan dan yakin Presiden Volodymyr Zelensky akan mampu mempertahankan kota Laut Azov yang kini bak gurun setelah tujuh minggu dibombardir Rusia.

Namun, untuk saat ini, perusahaan Metinvest miliknya, pembuat baja terbesar di Ukraina, telah mengumumkan bahwa mereka tidak dapat memenuhi kontrak pasokan.

Baca Juga: Jadwal RCTI Hari Ini Senin 18 April 2022: Ada Final Countdown and Result Show X Factor Indonesia 2021

Sementara Grup SCM dan industrinya memenuhi kewajiban utang, produsen listrik swasta miliknya DTEK telah mengoptimalkan pembayaran utang dalam kesepakatan dengan kreditur.

"Mariupol adalah tragedi global dan contoh global kepahlawanan," kata Akhmetov dalam jawaban tertulis atas pertanyaan dari Reuters.

“Bagi saya, Mariupol telah dan akan selalu menjadi kota Ukraina.”

“Saya percaya tentara pemberani Ukraina akan mempertahankan kota, meskipun saya memahami betapa sulitnya ini bagi mereka.”

Baca Juga: Gagal Beli Twitter Rp 582 Triliun, Suporter Setan Merah Rayu Elon Musk Ambil Alih Manchester United

Rinat Akhmetov menambahkan setiap hari ia tetap berhubungan dengan manajer Metinvest yang menjalankan pabrik Azovstal dan Illich Iron and Steel Works di Mariupol.

Pada hari Jumat, Metinvest mengatakan tidak akan pernah beroperasi di bawah pendudukan Rusia dan bahwa pengepungan Mariupol telah melumpuhkan lebih dari sepertiga kapasitas produksi metalurgi Ukraina.

Rinat Akhmetov juga memuji profesionalisme Presiden Volodymyr Zelensky selama perang, yang  disebutnya turut memperbaiki hubungan keduanya.

Baca Juga: Ramadhan pada 2030 akan Terjadi Dua Kali, Kok Bisa?

Tahun lalu Zelensky mengatakan ada pihak-pihak yang berniat menggulingkan pemerintahnya dan nama Rinat Akhmetov ikut terseret.

Namun Rinat Akhmetov menyebut tuduhan itu kebohongan mutlak.

"Perang tentu bukan saatnya untuk berselisih... Kami akan membangun kembali seluruh Ukraina," katanya.

Rinat Akhmetov kembali ke Ukraina pada 23 Februari dan sejak invasi hari pertama tak pernah meninggalkan tanah kelahirannya.

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 18 April 2022: Antam dan UBS Masih Stabil dan Cukup Mahal

Rinat Akhmetov tidak mengatakan di mana posisi tepatnya saat ini tetapi dia berada di Mariupol pada 16 Februari, hari saat badan intelijen Barat memperkirakan invasi akan dimulai.

“Ambisi saya adalah kembali ke Mariupol Ukraina dan melaksanakan rencana (produksi baru) kami sehingga baja yang diproduksi Mariupol dapat bersaing di pasar global seperti sebelumnya.”

Rusia menginvasi pada 24 Februari ketika Presiden Vladimir Putin mengumumkan 'operasi khusus' untuk demiliterisasi dan 'denazifikasi' negara tersebut.

Baca Juga: Waspada, Sejumlah Kota Besar Berpotensi Dilanda Hujan disertai Petir

Kyiv dan Barat menolak pernyataan Putin itu dan menyebutnya sebagai dalih palsu untuk serangan tak beralasan terhadap negara yang memiliki pemimpin Yahudi (Zelensky) dan di mana kelompok sayap kanan tidak memiliki dukungan publik.

Kekayaan Rinat Akhmetov menyusut pada 2014 ketika Rusia mencaplok semenanjung Laut Hitam Krimea dan dua wilayah timur Ukraina, Donetsk dan Luhansk yang memproklamasikan kemerdekaan dari Kyiv.

Menurut majalah Forbes, kekayaan bersih Akhmetov pada 2013 mencapai $15,4 miliar atau Rp  221 triliun dan saat ini total asetnya diperkirakan $ 3,9 miliar  atau Rp 56 triliun saja.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Chelsea vs Crystal Palace: The Blues Tantang Liverpool di Partai Final Piala FA

“Bagi kami, perang pecah pada tahun 2014. Kami kehilangan semua aset kami baik di Krimea maupun di wilayah Donbas yang diduduki sementara. Kami kehilangan bisnis kami, tetapi itu membuat kami lebih tangguh dan lebih kuat,” katanya.

Rinat Akhmetov meyakini SCM akan memainkan peran kunci dalam rekonstruksi pasca-perang Ukraina.

"Kami akan membutuhkan program rekonstruksi internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya, Rencana Marshall untuk Ukraina," katanya, mengacu pada proyek bantuan AS yang membantu membangun kembali Eropa Barat setelah Perang Dunia Kedua.

Baca Juga: BLT UMKM 2022 Rp600 Ribu Cair Lagi Bulan April, Cek Syarat Penerimanya di Sini

Mariupol yang berada di Laut Azov di tenggara Ukraina menjadi titik pertempuran terburuk dari perang yang telah berlangsung selama tujuh minggu itu.

Kota yang menjadi rumah bagi 400.000 jiwa sebelum invasi Rusia itu kini menjadi puing-puing. Lebih dari 20.000 warga sipil diyakini tewas, puluhan ribu terperangkap, dan tak terhitung banyaknya yang melarikan diri.

Mariupol dianggap penyelidik internasional sebagai situs kejahatan perang termasuk pengeboman rumah sakit bersalin dan teater yang menjadi tempat berlindung ratusan waga sipil.

Baca Juga: Mau Bikin Kue Lidah Kucing Pandan? Ini Resepnya

Di tengah kekhawatiran Mariupol dapat segera jatuh di bawah kendali penuh Rusia, Ukraina pada hari Jumat menegaskan masih berusaha mengakhiri pengepungan kota.

Pertempuran berkecamuk di sekitar pabrik baja dan pelabuhan di Mariupol.***

Editor: Mia Fahrani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah