Profil Wagner Group, Tentara Bayaran Putin untuk Membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

- 1 Maret 2022, 12:22 WIB
GalamediaNews
GalamediaNews /

GALAMEDIA - Pasukan yang terdiri dari 400 tentara bayaran diterbangkan dari Afrika dengan perintah untuk membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Demikian kabar yang mewarnai pemberitaan awal pekan ini.

Dikutip dari DailyMail, Selasa 1 Maret 2022, milisi swasta yang digambarkan media Barat sebagai tentara bayaran haus darah itu disewa Presiden Rusia Vladimir Putin dari oligarki yang membawahi kelompok bernama Wagner Group.

Terungkap jika The Wagner selama ini ini dikaitkan  dengan serangkaian pemerkosaan, perampokan, pembunuhan, dan dugaan kejahatan perang.

Baca Juga: Terpesona! Cantiknya Syifa Hadju Sukses Bikin Baby Qwenzy Gak Bisa Ngedip

The Wagner  yang diyakini memiliki daftar sasaran 23 tokoh kunci termasuk duo petunju Ukraina, The  Klitschko Brothers dianggap  para ahli militer sebagai pendukung dan disewa Putin, meskipun Kremlin berulang kali membantahnya.

Pasukan yang sama juga diberitakan telah banyak terlibat dalam memasok senjata, juga personel operasi khusus yang berpengalaman, dan pelatihan militer untuk milisi pro-Rusia di Ukraina timur. Demikian menurut sumber militer.

Beberapa anggotanya ditempatkan di perbatasan Ukraina setelah pelatihan di pangkalan yang dijalankan  GRU,  unit intelijen militer Kremlin  di dekat kota Krasnodar, Rusia selatan, ungkap  sumber Reuters.

Baca Juga: Link Gratis Pertandingan Big Match Persib Bandung vs Persija Jakarta Malam ini

Menurunkan milisi Wagner ke Ukraina dianggap “pas” seperti yang dilakukan  Rusia di tempat lainnya di dunia.

Di Afrika, The Wagner melakukan operasi hitam Kremlin yang di saat bersamaan menghindari tanggung jawab langsung.

Tentara sewaan ini  diduga dijalankan oleh oligarki Yevgeny Prigozhin, sekutu dekat Presiden Rusia saat ini yang  dijuluki Putin's Chef.

Mereka  diterbangkan lima minggu lalu dari Afrika usai ditawari sejumlah besar uang untuk misi kali ini, demikian menurut laporan The Times.

Operasi oleh kelompok yang sangat terlatih ini tinggal menunggu lampu hijau dari Kremlin untuk menyergap  target.

Baca Juga: Rusia Sebut Sikap Diam NATO terhadap Donbass Sebabkan Bencana di Eropa

Kremlin sendiri  membantah memiliki hubungan dengan  Wagner dan menyebut  Prigozhin hanya menyediakan layanan katering bagi pemerintah Rusia.

The Wagner tercatat terlibat dalam pertempuran di seluruh Afrika, termasuk  Suriah, Libya, Mozambik dan Republik Afrika Tengah. Pengamat politik mencatat korelasi erat antara tindakan mereka dan tujuan kebijakan Kremlin.

Tahun 2019, seorang pria yang merekam penyiksaan dan pemenggalan kepala seorang tahanan Suriah diketahui bernama Stanislav D, tentara yang diketahui dipekerjakan The Wagner untuk membantu menopang diktator yang didukung Kremlin, Bashar Al Assad.

Baca Juga: Puluhan Pencuri Kendaraan Bermotor Diciduk Jajaran Polrestabes Bandung

Korban diidentifikasi  surat kabar independen Rusia Novaya Gazeta sebagai Mohammed Taha Ismail al-Abdullah,  warga negara Suriah, yang dituduh meninggalkan unit tentara yang setia kepada Assad.

Dalam klip dimaksud seorang pria terlihat terbaring di tanah  dikelilingi  sekelompok pria yang semuanya berpakaian kamuflase.

Kelompok tersebut mematahkan kaki korban dengan palu godam sebelum memenggal kepalanya, dan memotong lengan bawahnya.

Mereka kemudian menggantung mayatnya dan membakar tubuhnya. Di Libya, BBC memperoleh tablet Samsung milik pejuang Wagner yang mengungkapkan bahwa kelompok tersebut telah meninggalkan ranjau tak bertanda di wilayah sipil yang merupakan kejahatan perang.

Baca Juga: Kriss Hatta Mengaku Pernah Jadi Sopir Taksi Online Hingga Relakan Mobil demi Kebutuhan Sehari-hari

Penyelidikan juga menemukan 'daftar belanja' senjata dan peralatan militer, termasuk empat tank, ratusan senapan Kalashnikov, dan sistem radar canggih.

Seorang analis militer mengatakan beberapa peralatan hanya bisa datang dari Kremlin.

Fakta mengejutkan juga muncul tentang perilaku pejuang Wagner. Salah satu mantan anggota secara terbuka mengakui membunuh tahanan karena 'tidak ada yang mau makan'.

Kemunculan Wagner di Mali juga menjadf salah satu alasan yang diberikan  Presiden Prancis Emmanuel Macron atas keputusannya untuk menarik 2.400 tentara dari negara tersebut setelah ikut memerangi para jihadis.

Baca Juga: Jelang Laga Big Match Persib Bandung vs Persija Jakarta, David da Silva Siap Tampil Ngotot

Macron menduga tentara bayaran telah mencapai kesepakatan dengan junta yang berkuasa di Mali.

Dia mengatakan Wagner tiba di Mali sebagai predator.

“Karena junta yang berkuasa setelah dua kudeta menganggap mereka sebagai mitra terbaik untuk melindungi kekuasaan mereka, bukan untuk memerangi terorisme.”

Pejuang Wagner disambut di Republik Afrika Tengah (CAR) oleh Presiden Faustin-Archange Touadéra untuk membantu perjuangannya melawan pemberontak.

PBB dan Prancis mengatakan mereka bertanggung jawab atas pemerkosaan dan perampokan warga sipil tak bersenjata di daerah pedesaan negara itu.

Baca Juga: Profil Olena Zelenska, First Lady Ukraina yang Bersumpah Takkan Menangis demi Zelensky

Total, PBB mendokumentasikan lebih dari 500 insiden di negara itu sepanjang Juli 2020, termasuk kekerasan seksual, pembunuhan di luar proses hukum, dan penyiksaan.

Menteri Kehakiman CAR Arnaud Abazene mengakui untuk pertama kalinya bahwa beberapa pelanggaran telah dilakukan oleh 'instruktur Rusia'.

Wagner juga terlibat dalam operasi melawan ISIS di Suriah dan Mozambik.
Di Mozambik, tujuh tentara bayaran dibunuh militan terkait ISIS termasuk empat yang ditembak dan kemudian dipenggal.

The Times melaporkan antara 2.000 - 4.000 tentara bayaran Wagner Group tiba di Ukraina pada bulan Januari, tetapi dengan misi yang berbeda.

Baca Juga: 7 Makanan dan Minuman yang Baik untuk Kesehatan Hati, Biasakan Konsumsi dari Sekarang

Beberapa dikirim ke wilayah Donetsk dan Luhansk yang dikuasai pemberontak, sementara 400 orang yang ditugaskan untuk menghabisi  Zelensky  menuju  Kyiv dari Belarus.

Kelompok itu sekarang melacak Zelensky melalui ponsel. Sumber lain mengklaim para pembunuh bayaran telah diberitahu untuk ‘tiarap’ selama  Putin mengadakan 'pembicaraan damai' dengan Zelensky minggu ini.

Sumber juga mengatakan milisi The Wagner diberitahu tentang rencana Putin melawan Ukraina pada bulan Desember, jauh sebelum tentara Rusia mengetahuinya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah