Pasukan Rusia Terlibat Pertempuran Sengit Usai Rebut Luhansk, Rusia Incar Wilayah Donetsk

- 6 Juli 2022, 11:01 WIB
Ilustrasi: Militer Rusia. Akibat invasi di Ukraina, pemerintah Ukraina menerapkan wajib militer sejak bulan Februari 2022.
Ilustrasi: Militer Rusia. Akibat invasi di Ukraina, pemerintah Ukraina menerapkan wajib militer sejak bulan Februari 2022. /Maxim Shemetov/REUTERS/

GALAMEDIA - Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung hingga saat ini. Bahkan, pasukan Rusia terlibat dalam pertempuran sengit dan bergerak menuju wilayah Donetsk setelah merebut dua kota terakhir di wilayah Luhansk.

Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai mengatakan pada Selasa (5/7) pasukan Rusia mengalami kekalahan besar saat merebut kota Sievierodonetsk dan Lysychansk, tetapi terus bergerak ke arah selatan.

Semua tentara dan pasukan cadangan Rusia telah diarahkan ke pinggiran Luhansk, kata Gaidai di televisi Ukraina.

Baca Juga: Spesifikasi HP 1 Jutaan Infinix Hot 12i

"Sejumlah besar peralatan sedang digerakkan ke wilayah Donetsk. Tentu, setelah wilayah Luhansk, Donetsk menjadi target utama mereka," katanya.

Reuters tidak bisa memverifikasi pernyataan Gadai tentang kemajuan Rusia.

Usai gagal merebut Ibu Kota Kiev di awal invasi, Rusia telah menggerakkan kekuatannya ke Donbas, wilayah industri Ukraina yang mencakup Luhansk dan Donetsk.

Kelompok-kelompok separatis pro Rusia telah menguasai sejumlah kantong di kedua wilayah itu sejak 2014. Pada malam sebelum merangsek ke Ukraina akhir Februari tahun ini, Moskow mengakui dua "republik rakyat" sebagai negara merdeka di sana.

Baca Juga: Intip Outfit Cewek Mamba ala Mama Gigi, Bisa Jadi Inspirasi OOTD Kamu!

Moskow pada Minggu (3/7) mengeklaim "pembebasan" seluruh wilayah Luhansk.

Beberapa pengamat mengatakan Rusia mengerahkan lebih dari separuh kekuatan tempurnya untuk merebut Luhansk.

Ukraina masih mempertahankan sebagian besar wilayah Donetsk dan kemenangan di sana akan membuat Rusia mengendalikan kota-kota industri besar, seperti Bakhmut, Sloviansk, dan Kramatorsk.

Gaidai mengatakan kekalahan yang dialami Rusia dalam pertempuran begitu parah sehingga "mereka tidak membawa semua tentara yang terluka".

Baca Juga: Diluncurkan di India, Oppo Reno8 series Memiliki Spesifikasi Seperti Ini

Rumah-rumah sakit penuh, begitu pula kamar-kamar mayat, kata dia.

Menurut Gadai, tentara Ukraina telah menghancurkan depot senjata dan bahan bakar milik Rusia yang jauh dari lokasi pertempuran.

"Jadi dapat kami perkirakan mereka harus jeda di beberapa lokasi," katanya.

Baca Juga: Hujan Lebat Disertai Angin dan Petir Berpotensi Terjadi di Wilayah Ini

Gadai mengatakan sekitar 15.000 penduduk masih tinggal di Lysychansk, daerah yang memiliki kilang minyak, dan pasukan Rusia terlibat dalam pertempuran dengan penduduk setempat.

"Mereka mencari warga pro Ukraina, mereka berkomplot dengan kolaborator, mereka mengetahui apartemen yang ditinggali tentara," kata dia.

"Semuanya dihancurkan. Seluruh koleksi buku dalam bahasa Ukraina." ***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x