Bank Islam Berbasis Komunitas Jadi Solusi saat Pandemi

- 9 Juli 2020, 14:50 WIB
/



GALAMEDIA - Selama ini akses ke perbankan bagi pelaku UMKM tidak bisa maksimal, hanya menyentuh sekitar 20 sampai 30 persen dari jumlah UMKM yang ada. Padahal, di tengah pandemi ini, pelaku UMKM sangat butuh modal untuk mengembangkan usahanya.

Menurut tokoh nasional yang juga pengusaha, Sandiaga Salahuddin Uno, akses UMKM ke perbankan masih terbatas, hanya menyetun 20-30 persen saja. Saat ini muncul fenomena sosial inovasi berbasis islamic sosial finance.

"Di tengah pandemi ini, UMKM sedang kesulitan akses dana kemudian muncul renternir, ini tidak berkeadilan, karena orang lagi susah. Nah, solusinya dengan konsep bank islam berbasis komunitas," ujar Sandiago, saat menjadi pembicara webinar yang digelar Unisba dengan tema “Sosialisasi Perkembangan Riset Hibah Penelitian Khusus Covid-19 Kategori Sosial”, Kamis, 9 Juli 2020.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Nyatakan Perekonomian Indonesia Bisa Pulih Total pada Tahun 2022

Ia menyarankan hasil pengumpulan infak dari komunitas pengajian bisa dikelola dengan profesional. Jadi, sistem pengelolaan keungannya berbasis komunitas. "Selain silaturahim, mengelola dana infak. Ini returnnya biasanya akan baik. Jd pengelolaanya cukup baik," ujar Sandi.

Menurutnya, pendekatannya berbasis kekeluargaan karena pengurusnya anggotanya itu sendiri. "Saya berharap kalau ini bisa banyak dikembangkan di masyarakat bisa menyelesaikan masalah berkaitan dengan krisis keuangan bagi UMKM," jelasnya.

Ia pun mengisahkan, bahwa dirinya menjadi pengusaha karena di-PHK dan kehilangan pekerjaan. Namun, semuanya berujung berkah. Karena, dari usahanya ia bisa membuka lapangan kerja.

Baca Juga: Tindakan Cluster Secapa AD Ditangani oleh Pihak TNI AD

"Dimulai dari PHK, saya bisa menciptakan lapangan kerja," kata Sandi.

Ia mengimbau kepada pelaku UMKM agar bisa menghadapi pandemic ini, Yakni, pertama dengan beradaptasi dengan perubahan mendasar dengan strategi yang baru. Kedua, pengetatan pengelolaan keuangan UMKM tunda pembayaran pembiayaan dan percepat pengelolaan uang.

Ketiga, katanya lakukan modifikasi produk dengan melihat kebutuhan konsumen. Dan keempat, UMKM harus melakukan digitalisasi secara masif untuk mendorong adaptasi revolusi industri.

Baca Juga: Sejumlah Warga yang Berdomisili di Daerah Secapa AD Parno dan Ogah di Rapid Test

"Kunci bertahan di tengah pandemi ini, bersilaturahim benar-benar akan memberikan rezeki. Karena semua harus berkolaborasi dan bergandengan tangan," imbuh Sandi.

Dalam kesempatan tersebut, sejumlah peneliti mempresentasikan hasil risetnya.

Mereka adalah Yadi Supriadi dengan tema Peran Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat dalam Mencegah Kepanikan Warga Terkait Berita dan Informasi Mengenai Covid-19,  Nunung Nurhayati dengan tema Perancangan  Sterilizer  Gloves  Sebagai  Wearable Device dalam Memutus  Mata Rantai  Penyebaran Covid-19,  Ade Mahmud dengan tema Model Karantina Kesehatan dalam Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam Untuk Memutus Rantai Penularan Virus Corona.

Baca Juga: Sempat Viral Kembalikan Uang pada Pelanggan, Driver Ojol Ternyata Loper Koran Pikiran Rakyat

Ketua LPPM Unisba, Prof. Dr. Atie Rachmiatie, M.Si., mengatakan kegiatan sosialisasi ini terselenggara untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa civitas akademika Unisba peduli dan bergerak cepat dalam merespons sesuatu yang terjadi dan berkembang dimasyarakat khususnya perkembangan Covid-19.

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x