Puluhan pengemudi Ojol Pertanyakan Kebijakan Rapid dan Swab Test

- 9 Juli 2020, 19:39 WIB
Sejumlah pengemudi Ojek Online melakukan audiensi di Gedung DPRD Kota Bandung, Jln. Sukabumi, Kota Bandung, Kamis, 9 Juli 2020. (Rio Batee)
Sejumlah pengemudi Ojek Online melakukan audiensi di Gedung DPRD Kota Bandung, Jln. Sukabumi, Kota Bandung, Kamis, 9 Juli 2020. (Rio Batee) /



GALAMEDIA - Puluhan pengemudi ojek online mempertanyakan terkait kebijakan rapid dan swab test sebagai syarat untuk beroperasi kembali. Dimana kebijakan tersebut, dinilai memberatkan pengemudi karena biayanya yang cukup besar untuk melakukan test tersebut, secara mandiri.

Tim advokasi Driver Online Jawa Barat Bersatu, Yaman Didu mengatakan bahwa biaya untuk membayar rapid atau swab test terasa cukup berat bagi para pengemudi.

Menurutnya kondisi pengemudi ojek online atau daring selama masa pandemi cukup mengkhawatirkan, terlebih sejak dihentikannya layanan untuk mengangkut penumpang. Sehingga berdampak bagi pemasukan dan ekonomi para ojek online.

"Tentu berat kalau dibebankan kepada para pengemudi ojek online, untuk rapid dan swab test atau surat bebas Covid-19. Maka kami meminta kepada DPRD untuk menyampaikan ke Pemerintah Kota Bandung agar ada pemeriksaan gratis," ungkapnya pada audiensi di Gedung DPRD Kota Bandung, Jln. Sukabumi, Kota Bandung, Kamis, 9 Juli 2020.

Baca Juga: RSUD Sumedang Kembali Dapat Kiriman Pasien Positif Covid-19

Selain itu, para pengemudi ojek online juga meminta agar Pemkot Bandung segera memperbolehkan mereka untuk mengangkut penumpang. Mengingat untuk daerah lain di Jabar, ojek online sudah diperkenankan untuk mengangkut load factor.

"Kami warga Kota Bandung juga harus diperhatikan. Di kota lain layanan mengangkut penumpang sudah diperbolehkan, kenapa di sini masih belum. Kami memahami tapi tolong jadi catatan, karena kami driver online bagian dari yang menggerakkan perekonomian Kota Bandung," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan mengakui bahwa rapid maupun swab test yang disyaratkan agar bisa mengangkut penumpang, cukup memberatkan bagi pengemudi. Sebab biaya yang dikeluarkan untuk test tersebut, tidak murah.

Baca Juga: Terkait Kasus Proyek Pembangunan SOR Ciateul, Kejari Garut Tahan Kadispora Garut

"Memang kalau untuk rapid atau swab, bukan sesuatu yang mudah bila dibebankan kepada driver, apalagi ditengah kondisi seperti saat ini," terangnya.

Tedy menuturkan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemkot Bandung dalam memfasilitasi pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi ojek daring. Terlebih, Pemkot Bandung masih melakukan rapid dan swab test terhadap warga sebagai langkah penanganan Covid-19.

"Kalau untuk swab memang mahal. Tapi kalau untuk rapid, kalau memang masih tersedia sarananya, kenapa tidak untuk memberikan bantuan. Namun harus ada win-win solution, karena pemerintah masih melakukan banyak rapid test terhadap warga Bandung, sehingga pihak aplikator pun bisa membantu dalam hal ini," tambahnya.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x