Ketua Komtap Kadin Bidang Hortikultura, sekaligus Dekom Pupuk Kujang, Karen Tambayong, menambahkan, untuk memecahkan permasalahan penyediaan pangan, sebagai Ketua Komtap Kadin bidang hortikultura pihaknya berkolaborasi dengan instansi pangan dan pupuk sangat penting untuk dilakukan.
“Sinergitas diperlukan dalam rangka tercapainya menjaga kestabilan ketahanan pangan masyarakat Indonesia, mulai dari hulu (mulai tanam) hingga pendampingan hilirnya (produk berhasil terjual)” katanya.
Karen menyebutkan, dalam hal ini, keberadaan para aktor di sepanjang rantai nilai pertanian, mulai dari hulu sampai ke hilir, from the field to the table, tidak boleh dipandang selalu dari sisi kompetisi, yang dalam slogan lama akan dapat menciptakan efisiensi.
Baca Juga: Ducati Nyatakan Andrea Dovizioso Siap Bertarung pada MotoGP Spanyol 2020 di Sirkuit Jerez
Dengan perkembangan situasi global dan domestik yang semakin vulnerable dan uncertain, terangnya, maka sinergi antar aktor untuk menciptakan iklim berusaha yang berdaya saing, sekaligus berkeadilan, hendaknya lebih ditonjolkan dalam era pasca pandemi covid, termasuk dalam bidang pertanian.
Ia menuturkan, sinergitas perusahaan yang mendukung closed-loop ini diantaranya PT. Ewindo sebagai produsen utama benih hortikultura, didukung teknologi informasi (ICT) yang memadai untuk pemberdayaan peran penyuluh di daerah beririgasi.
"Termasuk di Garut, diseminasi teknologi pertanian mulai dari penyediaan benih, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit sampai kepada pemasaran dapat dilakukan secara digital," ucapnya.
Sebagai contoh 8 Villages dengan aplikasi, lanjut Karen, petani sudah dapat mendiseminasi teknologi pertanian, seperti kalender tanam dan informasi harga pangan ke dalam telepon pintar milik penyuluh dan petani.
Baca Juga: Liga Belum Bergulir, Ilham Qolba Fokus di Pelatda Jabar PON XX
Karen menambahkan, dalam implementasi kegiatan ini, tentunya petani bukan menjadi obyek. Dalam hal ini peran petani tokoh atau champion sangat penting. Ia mencontohkan, dengan keberadaan duta petani milenial, Rizal di daerah ini, bersama-sama dengan lebih dari 30 petani hortikultura muda lain siap menjadi bagian sentral. Mereka akan terus didorong oleh para penyuluh yang sudah dilengkapi dengan fasilitas ICT dari program Kostratani.