GALAMEDIANEWS - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan kunjungan ke daerah-daerah yang dilanda gempa bumi dan bencana. Pada kesempatan itu, ia mengumumkan keadaan darurat di 10 provinsi dan mengerahkan tentara untuk menanggapi gempa bumi yang berkekuatan 7,8 skala Richter pada awal pekan ini.
Reuters melaporkan bahwa Presiden Erdogan mengatakan, "Kami akan lebih baik besok dan lusa. Kami masih memiliki masalah bahan bakar, tetapi kami akan mengatasinya." katanya sebagaimana dikutip dari Reuters pada Kamis 9 Februari 2023.
Baca Juga: UNESCO Khawatir Gempa Bumi Akan Merusak Situs Warisan Dunia di Turki dan Suriah
Kemudian ia mengecam kritik terkait respon pemerintah. "Sekarang adalah waktunya untuk persatuan dan solidaritas. Pada saat seperti ini, kita tidak bisa membiarkan orang berkampanye secara negatif untuk mendapatkan keuntungan politik," kata Presiden Erdogan kepada para wartawan di provinsi selatan Hatay.
Namun demikian, bencana tersebut akan menjadi tantangan bagi Presiden Erdogan dalam pemilihan umum parlemen pada bulan Mei mendatang. Pemilihan parlemen diperkirakan akan menjadi yang terberat dalam masa jabatannya selama 20 tahun. Telah terjadi penghentian perdagangan selama lima hari yang belum pernah terjadi sebelumnya di Bursa Efek Istanbul.
Baca Juga: Gempa Turki dan Suriah: Jumlah Korban Tewas Diperkirakan akan Terus Meningkat
Anggapan bahwa pemerintah telah salah menangani bencana dapat merusak prospeknya. Sebaliknya, para analis mengatakan bahwa hal ini dapat memperoleh dukungan publik untuk menyelesaikan krisis dan memperkuat posisinya sendiri.
Sementara itu, Presiden Suriah Bashar al-Assad tampaknya akan mengambil keuntungan politik dari gempa bumi. Ia dapat menekan pihak asing untuk mengirimkan bantuan melalui wilayah yang ia kuasai untuk menghindari isolasi internasional.
Baca Juga: Update Gempa Turki : Korban Meninggal Tembus Angka 8.000-an
Para analis mengatakan bahwa Presiden Suriah Bashar Assad tampaknya mencoba untuk mendapatkan keuntungan politik dari gempa bumi dengan mendorong pengiriman bantuan asing melalui negaranya untuk mengakhiri isolasi internasional ***