Kadinkes KBB Ingatkan Masyarakatkan Jangan Salah Kaprah Terjemahkan Adaptasi Kebiasaan Baru

- 21 Juli 2020, 07:47 WIB
Kegiatan rapid test di Kabupaten Bandung Barat. (Foto: Dicky Mawardi/Galamedia).
Kegiatan rapid test di Kabupaten Bandung Barat. (Foto: Dicky Mawardi/Galamedia). /


GALAMEDIA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat menargetkan pelaksanaan puluhan ribu rapid test sampai akhir tahun 2020. Saat ini, sasaran rapid test diarahkan pada sejumlah pasar tradisional besar dan karyawan objek wisata.

"Sekarang saja sudah ribuan orang yang menjalani rapid test. Sasarannya masyarakarat umum, aparatur sipil negara (ASN), anggota DPRD, pedagang pasar, karyawan tempat wisata maupun orang-orang yang memiliki aktivitas tinggi. Ini sebagai skrining awal, jika reaktif akan ditindaklanjuti dengan swab test. Dari swab test inilah akan diketahui orang tersebut positif atau tidaknya," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) Hernawan Widjajanto di Ngamprah, Senin (20/7/2020).

Ia menambahkan, satu orang bisa saja lebih dari satu kali menjalani rapid test. Karena itulah, rapid test yang akan dilaksanakan bisa mencapai puluhan ribu.

Baca Juga: Juventus vs Lazioa: Christiano Ronaldo Nyaris Ciptakan Hattrick, Titel Juara Kian Dekat

"Rapid test dilakukan pemerintah untuk deteksi awal pencegahan penyebaran Covid-19. Jika hasil rapid test seseorang menunjukan reaktif, maka ia harus menjalani isolasi sampai menunggu hasil swab test. Seperti pada dua orang ASN Pemkab Bandung Barat yang hasil rapid testnya reaktif. Keduanya kini sedang menjalani isolasi mandiri," tuturnya.

Hernawan juga mengakui, bahwa menekan penyebaran Covid-19 bukan hanya semata menjadi tanggung jawab pemerintah tapi juga dibutuhkan peran serta masyarakat. Bentuk peran serta masyarakat dengan menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurutnya, dengan adaptasi kebiasaaan baru (AKB) bukan berarti masyarakat melupakan protokol kesehatan. Fakta yang terjadi sekarang, banyak masyarakat yang sudah mulai melupakan memakai masker pada saat beraktivitas di luar rumah.

Baca Juga: Setelah Disekap Selama 16 Hari, Pasukan TNI Bebaskan Warga Negara Amerika Serikat di Konga

"Betul sekarang kita memasuki AKB, tapi perlu diingat pula sekarang ini masih pandemi. Jadi masyarakat jangan salah menerjemahkan AKB itu, beraktivitas silahkan tapi tetap menjalankan protokol kesehatan," tegasnya.

Tinggal seorang

Sementara itu, pasien positif Covid-19 yang diisolasi di Masjid Agung Ash-Shiddiq, Kompleks Perkantoran Pemkab Bandung Barat tinggal menyisakan satu orang. Pekan lalu, masih ada dua orang yang menjalani isolasi di aula masjid.

"Satunya sudah sembuh, sekarang tinggal seorang lagi. Rencananya, jika pasien terakhir yang menjalani perawatan di Masjid Agung Ash-Shiddiq ini sembuh, aula masjid tidak akan dijadikan sebagai tempat isolasi atau perawatan pasieun Covid-19. Kita akan lebih memaksimalkan ruang isolasi yang ada di RSUD Cililin, Lembang dan Cikalongwetan," ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna menyebutkan, alasan dulu Pemkab Bandung Barat menjadikan Aula Masjid Agung Ash-Shiddiq sebagai tempat isolasi bagi pasien positif Covid-19 untuk mengantisipasi lonjakan pasien positif Covid-19. Namun ternyata jumlah pasien positif corona tidak sebanyak yang diperkirakan.

Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini untuk Wiayah Jabar

Tiga RSUD milik Pemkab  Bandung Barat yaitu Cililin,  Cikalongwetan dan Lembang memiliki 60 ruang karantina.  Sekarang ruang khusus bagi penanganan pasien positif corona dalam keadaan kosong.

"Kebetulan ruang isolasi di RSUD Cililin,  Cikalongwetan dan Lembang banyak yang kosong. Mubazir kalau tidak dimanfaatkan," kata Umbara.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x