Fakultas Kedokteran Unpad Akan Rekrut Ribuan Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19

- 22 Juli 2020, 17:48 WIB
PETUGAS PMI Kota Bandung berjaga di Posko Covid-19 Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung di Jln. Aceh, Kota Bandung, Rabu (22/7/2020). (Darma Legi)
PETUGAS PMI Kota Bandung berjaga di Posko Covid-19 Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung di Jln. Aceh, Kota Bandung, Rabu (22/7/2020). (Darma Legi) /




GALAMEDIA - Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, akan merekrut ribuan sukarelawan terkait rencana uji klinis vaksin Covid-19 tahap ketiga dari perusahaan Sinovac Cina. Lebih jauh, kini sedang menunggu izin dari komite etik penelitian Unpad.

Manager Penelitian Lapangan Fakultas Kedokteran Unpad, dr. Eddy Fadliana mengatakan, sebanyak 1.620 sukarelawan akan direkrut dalam rencana uji klinis tersebut.

"Jadi setelah keluar izin dari komite etik, maka kami akan mensosialisasikan ke masyarakat langsung. Juga menyebarkan leaflet apabila ingin sebagai sukarelawan, sebagai subjek," ungkapnya kepada wartawan di Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Jln. Prof. Ecykman, Kota Bandung, Rabu 22 Juli 2020.

Baca Juga: Persib Hanya Menyumbang Satu Pemain untuk Timnas Senior

Menurutnya, sejauh ini, sejumlah pihak sudah mengajukan diri ingin menjadi sukarelawan pada uji klinis vaksin Covid-19 tersebut. Permintaan tersebut, datang dari para tenaga kesehatan yang memiliki resiko tinggi, ketika melakukan kontak langsung dengan penderita Covid-19.

"Saat ini sudah banyak yang menginginkan (menjadi) sukarelawan, seperti rumah sakit di Jakarta. Kemungkinan disana masih mengkhawatirkan, sehingga ingin seluruh karyawannya menjadi sukarelawan agar mendapat kekebalan," tuturnya.

Eddy menjelaskan, vaksin Covid-19 dari Cina tersebut telah dinyatakan aman, setelah melalui pengujian klinis tahap satu dan dua.

Baca Juga: Wakil Indonesia di PUBG Mobile World League Hanya Tempati Urutan Dua

"Untuk penelitian yang sudah dipublikasikan di Cina pada fase satu dan dua. Fase satu menunjukkan tingkat keamanan yang cukup tinggi, termasuk untuk fase kedua. Reaksi yang timbul seperti demam, tapi reaksi lokal ada nyeri ditempat suntikan 20 persen," jelasnya.

Ia menerangkan, vaksin tersebut, terbuat dari virus yang dimatikan namun memiliki daya untuk membuat antibodi. Sehingga ketika diberikan kepada yang sakit berat tidak berbahaya.

"Maka setelah fase tiga ini, bisa digunakan secara massal. Lalu nanti setiap lima tahun sekali ada survei lagi, memantau," ucapnya.

Baca Juga: Masjid Agung Cimahi Tidak Gelar Salat Idul Adha

Selain itu, pihaknya akan melakukan uji klinis vaksin di enam lokasi. Keenam lokasi  tersebut yaitu Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Balai Kesehatan Unpad dan empat puskesmas di Puskesmas Garuda, Cimbeleuit, Dago dan Sukapakir.

"Kami sudah melakukan pelatihan tersebut  dengan membuat tim 40 orang. Mulai dari dokter umum, dokter penyakit dalam, anak dan lain sebagainya," tambahnya.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x